Tampilkan postingan dengan label guru penggerak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label guru penggerak. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 Mei 2022

 

Pendekatatan Aset dari SMAN 1 Ngemplak Boyolali

Ari Tri Noeryanti, S.Sos

 

           Identifikasi aset berdasarkan sumber daya yang ada di sekolah adalah menarik. Karena melalui aset yang dimiliki sekolah dapat digunakan untuk mengembangkan potensi pembelajarana dan menegakkan pembelajaran kehidupan yang berkelanjutan.

           Beberapa aset yang diidentifikasi sangat penting untuk mendukung pembelajaran yang sesuangguhnya mengenai keterampilan hidup. Beberapa aset yang ada di sekolah yang dapat digunakan untuk pembelajaran adalah unsur seperti modal manusia, modal sosial budaya, modal fisik,modal politik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal agama. Ada tabel pembedaan antara pendekatan berbasis kekurangan/masalah/hambatan dengan pendekatan kekuatan /aset/potensi.


Berikut adalah hasil identifikasi 7 aset dari SMAN 1 Ngemplak Boyolali yang telah diamati dan dialami :

Visi sekolah :

·               SMA Negeri 1 Ngemplak yang Religius, Disiplin, Cerdas, Kompetetif , Kreatif, Peduli, Tangguh , Berbudaya, Berorientasi Lingkungan dan Berwawasan Global

Misi sekolah :

·         Peningkatkan dan pengamalan  agama dengan mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari hari.

·       Menegakkan  tata tertib dan aturan yang berlaku.

·  Melaksanakan pembelajaran maksimal untuk menghasilkan insan yang cerdas dan berperilaku luhur.

·        Memanfaatkan kesempatan berkompetisi dalam bidang akademis dan  non akademis.

·      Mengembangkan semangat belajar yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi.

·    Meningkatkan kesadaran warga sekolah untuk siap menghadapi segala tantangan  kemajuan zaman.

1. Modal Manusia

SMAN 1 Ngemplak memiliki tenaga pendidikan dan guru yang berjumlah 90 personil. Ada sekitar kurang lebih 1200 siswa dan siswi yang belajar di sekolah ini. Guru dari jenjang S2 dan S1 serta tenaga pendidikan mulai dari lulusan SMA, S1 dan S2. Beberapa guru adalah guru berprestasi, olimpiade, pembina OSN tingkat nasional.

2. Modal Fisik

Bangunan sekolah sangat kokoh berdiri di kurang lebih satu hektar tanah. Terdiri dari dua lantai bangunan. Ada lapangan tenis, yang bersifat multifungsi sebagai lapangan basket, perpustakaan, ruang podcast, UKS dan ekstrakurikuler.Ada tempat ibadah masjid yang muat 1000 orang dan di lantai baawah difungsikan sebagai aula tempat banyak kegiatan.

3. Modal Lingkungan Alam

Lingkungan alam terletak di suhu tropis dan dataran rendah. Bercocok tanam sawah dan lading. Alamnya cukup cocok untuk tanaman buah tropis seperti pisang, pepaya, sukun , manga, jambu.



4. Modal Sosial

Modal sosial ada organisasi ekstrakurikuler dan intrakurikuler yang ditotal berjumlah 25 lebih. Siswa aktif di semua kegiatan bahkan ada yang dua organisasi.

5. Modal agama dan budaya

Modal keyakinan diwujudkan dengan adanya Masjid sekolah . Sikap santun dan sopan yang ditunjukan oleh pembentukan karakter dibudayakan dengan pembiasaan hidup. Ada beberapa pembiasaan hidup disekolah , Berikut pembiasaan hidup sekolah terwujud dalam 22 budaya sekolah

6. Modal Financial

Aset financial diperoleh dari dana BoS dan BOPd . Dana sosial keluarga diambilkan dari kas kekeluargaan per bulan Rp.30.000 per bulan. Penggunaan dana sosial adalah mengunjungi karyawan sakit atau meninggal.

7. Modal Politik

Modal politik adalah kelompok – kelompok murid yang dipimpin oleh guru seperti ekstrakurikuler, intrakurikuler, podcast , remaja masjid, arisan ibu - ibu, dan kekeluargaan.

         Berdasarkan analisa 7 aset sekolah SMAN 1 Ngemplak adalah tempat belajar yang cukup terorganisir dan memiliki pembiyaan dan pengelolaan yang bisa dijadikan sumber pembelajaran. Misalnya perpustakaan, ruang konferensi, ruang PMR dan UKS, ruang PIKR, kantin,lapangan tenis dan basket .


REFLEKSI

 

Pendekatan Berbasis Aset membawa kita pada pemikiran bahwa dimanapun, apapun dan bagaimanapun keadaannya kita dapat menjadingan seluruh potensi yang ada menjadi sumber belajar. Hal dari pemikiran ini adalah kekuatan sumber daya manusia dan alam menjadi sumber belajar lokal yang kontekstual dan memiliki sensitifitas mendorong semua orang fokus pada potensi diri. Dengan demikian pembelajaran bermakna lebih membumi daripada mempelajari yang tidak ada dan tidak pernah kita jumpai di dalam lingkungan .Efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran lebih tercapai.


























Jumat, 29 April 2022

 

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.1.a.9

 

            Sekolah adalah institusi moral yang digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Taman Siswa yang pada awalnya menjadi tempat pewarisan ajaran nasionalisme dan kebangsaan. Namun dalam perkembangannya taman siswa adalah embrio konsep pendidikan modern Indonesia sebagai tempat yang menyenangkan benih benih keutamaan pendidikan nasional yang berpihak pada murid.

            Konsep pemimpin dalam filosofi Ki Hajar Dewantara adalah Ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karsa dan tut wuri handayani sehingga mendorong pemimpin pembelajaran dapat menjadi motivator, fasilitator dan pendukung yang berpihak pada murid. Keberpihakan terhadap murid diimplementasikan kedalam pembelajaran dan pengambilan keputusan. Pemimpin pembelajaran menyadari pendidikan yang demokratis, mengenali gaya belajar, profil belajar siswa adalah identifikasi awal untuk menentukan pemilihan strategi, model dan media belajar yang tepat sehingga murid menerima pendidikan yang terbaik. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan tokoh Bob Talbert bahwa “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”. Oleh sebab itu kesepakatan kelas adalah awal sikap menghargai keunikan dan pendapat siswa. Berikut adalah praktik kesepakatan kelas.




            Melalui diagnostic awal siswa dapat diperoleh gambaran profil pelajar. Keputusan ini adalah keberpihakan murid yang menyadari adanya kecerdasan yang beragam. Menurut Gardner (1983, 1993, 1999) ada delapan kecerdasan majemuk dalam The Disciplined Mind. 8 Kecerdasan majemuk yang dimaksud adalah

1.    Kecerdasan Linguistik : kemampuan menggunakan kata-kata.

2.    Kecerdasan Logis-Matematis : kemampuan kapasitas untuk bernalar & berpikir.

3.    Kecerdasan Spasial : kemampuan menciptakan & membuat gambar visual.

4. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh : kemampuan menggunakan tubuh untuk ketangkasan.

5.    Kecerdasan Musikal : kemampuan untuk memahami, membuat, menafsirkan bentuk musik.

6.    Kecerdasan Intrapersonal : kemampuan untuk mengelola dengan diri sendiri.

7.    Kecerdasan Interpersonal : kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.

8.    Kecerdasan Naturalis : kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan alam.

Selain kecerdasan yang beragam, keperpihakan terhadap murid juga ditunjukan adanya dukungan terhadap keberagaman kecerdasan sosial dan emosional . Goleman (1995) mengidentifikasi lima dimensi kecerdasan emosional.

1.    Mengetahui emosi seseorang : mengenali perasaan yang terjadi.

2.    Mengelola emosi : menangani perasaan dengan tepat.

3.    Memotivasi diri sendiri :  memotivasi dan penguasaan diri.

4.    Mengenali emosi orang lain : empati terhadap perasaan orang lain.

5.    Menangani hubungan : keterampilan dalam mengelola hubungan & efektivitas interpersonal.

Kesadaran akan keberagaman dan keunikan peserta didik mendorong proses pelaksanaan pembelajaran diferensiasi dan praktik keterampilan sosial dan emosional dengan menghadirkan kesadaran penuh ( mindfulness ) dalam pelaksanaan pembelajaran agar siswa benar – benar siap menghadapi pilihan –pilihan yang sulit dan siap mener

ima tantangan. Melalui prinsip – prinsip pemimpin pembelajaran mampu mendorong terjadinya praktik coaching membantu civitas akademika mencari solusi dengan berdaya.

<iframe src="https://anchor.fm/hanna-solo/embed/episodes/Pemimpin-Pembelajaran-e1hg80b" height="102px" width="400px" frameborder="0" scrolling="no"></iframe>

Seperti disebut terlebih dahulu bahwa sekolah adalah institusi moral maka harus mendorong semua civitas sekolah mengedepankan etika moral sesuai prinsip kepemimpinan ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karso, tut wuri handayani. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).Maka ketika menghadapi dilemma permasalahan dan pilihan bujukan moral maka prinsip – prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara hendaknya menjadi pedoman. Karena setiap keputusan yang diambil dapat mempengaruhi pendidikan dalam taman siswa dimana para siswa menimba ilmu dan memperoleh pendidikan yang terbaik.   





PESONA WADUK CENGKLIK DESA NGAGOREJO

Materi K 13 Kelas XII PERUBAHAN SOSIAL                     Ada istilah di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah sewaktu waktu o...