Rabu, 16 Maret 2022

Pembelajaran Sosial Emosional

( Koneksi antar materi)

oleh : Hanna Ari Tri Noeryanti

 

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 138,2 juta jiwa pada 2020. Mayoritas atau 32% angkatan kerja di Tanah Air merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Oleh sebab itu tantangan di dalam pengelolaan pendidikan di level SMA haruslah memperhatikan link and match serta kematangan sosial emosional dalam rangka pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Plato mengusulkan Kurikulum holistik yang menyeimbangkan pengetahuan tentang pendidikan jasmani, seni, matematika, sains, karakter, dan pendidikan moral. Oleh sebab itu sekolah harus menjadi ekosistem yang baik agar tidak terjadi kekerasan, diskriminasi, ketidakadilan mengingatkan bahwa setiap anak unik dan memiliki cita – cita sendiri. Kebutuhan untuk bahagia dan sukses adalah milik semua anak perlu digarisbawahi. Adalah kompetensi sosial emosional yang kemudian ditawarkan untuk menjembatani perkembangan sosial dan psikologis agar menjadi manusia seutuhnya dan siap menghadapi tantangan studi lanjut ataukah bekerja. Dalam rangka upaya menciptakan daya dukung civitas akademika yang menumbuhkan budaya yang positif penciptaan iklim yang menumbuhkembangkan emosi dan psikologi yang baik maka dikenal adanya SEL ( Social emotional Learning ).

Sosial Emosional Learning atau SEL adalah proses pembentukan diri yang berkaitan dengan kesadaran diri, kontrol diri dan kemampuan relasi. Kenapa SEL sangat penting? Karena proses ini akan membantu kehidupannya baik di sekolah, lingkungan kerja atau bermasyarakat.
Seseorang yang mempunya kemampuan emosional dan psikologi yang baik lebih bisa menerima dan melakukan tantangan, misalnya dalam bekerja, lebih mudah untuk belajar, lebih bersikap professional, bersosialisasi sehingga memudahkan seseorang mencapai sukses.

Penerapan  SEL dalam pembelajaran menurut Durlak et al., 2010, 2011 yang dikutip dalam Edutopia menjelaskan bahwa program SEL harus sesuai dengan SAFE, yaitu:

1.      Sequenced: saling berkaitan dan terkoordinasi untuk mendorong keterampilan anak.

2.      Active: bentuk pembejalaran aktif agar anak mampu menguasai keterampilan yang baru.

3.      Focused: menekankan pengembangan keterampilan baik secara individu maupun sosial.

4.      Explicit : menargetkan keterampilan sosial dan emosional yang lebih spesifik

 

            Menurut konsep SEL ini awalnya dikemukakan oleh Daniel Goleman (1985). pembelajaran sosial emosional perlu diberikan untuk kesuksesan anak terutama dalam mengembangkan pendidikan. Menurut CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning), terdapat 5 kunci pengembangan SEL yaitu: 1. kesadaran diri, 2. managemen diri, 3. kesadaran sosial. 4. kemampuan berelasi dan 5. pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

            Pembelajaran Sosial Emosional dapat dilakukan sebagai kegiatan rutin (diluar kegiatan akademik) terintegrasi dalam mata pelajaran dan protokol budaya dan tata tertib. Ada kegiatan rutin (seperti memberi salam, berdoa), ada yang terintegrasi dalam mata pelajaran, protocol budaya, tata tertib sekolah. Dalam pembentukan kosep sosial emosional seperti kesadaran diri, managemen diri, kesadaran sosial , kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan dilatihkan dalam kegiatan rutin, terintegrasi dalam pembelajaran, protocol, dan tata tertib maka diberlakukan teknik STOP.

            Pengelolaan emosi seperti kesal, capek, bosen bisa dilatihkan ke siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan teknik STOP kepanjangan dari stop ( berhenti ), take a breath ( tarik nafas dalam – dalam ), observe ( amati ), proceed. Sehingga seseorang diberi jeda untuk berfikir dan mengelola perasaannya sesuai dengan situasi yang dihadapi. Sehingga pemimpin pembelajaran dapat merancang kembali pembelajaran berdasarkan assessment minat, profil belajar dan kemampuan. Artinya rancangan pembelajaran dapat bergulir secara siklus untuk selalu memperbaiki dan memperbarui sistem pendidikan sesuai dengan kekuatan yang dimiliki komunitas yang berbasis inkuiri apresiatif BAGJA ( B = Buat pertanyaan, A= Ambil pelajaran, G = Gali mimpi, J = Jabarkan rencana dan A = Atur eksekusi). Yang tujuan akhirnya adalah mendorong siswa mencapai kebahagiaan dan kesuksesan sesuai dengan yang diimpikan dengan melakukan upaya dukungan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak yang sehat jiwa dan raga.

 

                                         Bagan mindfull learning yang dipraktikan via STOP


 

          Berikut adalah bentuk pembelajaran sosial dan emosional berupa kegiatan rutin diluar pembelajaran berupa kegiatan ekstrakurikuler untuk melatih keterampilan hidup dalam bidang pengelolaan kesehatan reproduksi dan hak - hak anak.

https://www.youtube.com/watch?v=RD5IaCx0kKo 



Berikut adalah visualisasi koneksi antar materi 



Silahkan melihat juga : https://youtu.be/uvgLLRoee4U



PESONA WADUK CENGKLIK DESA NGAGOREJO

Materi K 13 Kelas XII PERUBAHAN SOSIAL                     Ada istilah di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah sewaktu waktu o...