Jumat, 29 April 2022

 

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.1.a.9

 

            Sekolah adalah institusi moral yang digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Taman Siswa yang pada awalnya menjadi tempat pewarisan ajaran nasionalisme dan kebangsaan. Namun dalam perkembangannya taman siswa adalah embrio konsep pendidikan modern Indonesia sebagai tempat yang menyenangkan benih benih keutamaan pendidikan nasional yang berpihak pada murid.

            Konsep pemimpin dalam filosofi Ki Hajar Dewantara adalah Ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karsa dan tut wuri handayani sehingga mendorong pemimpin pembelajaran dapat menjadi motivator, fasilitator dan pendukung yang berpihak pada murid. Keberpihakan terhadap murid diimplementasikan kedalam pembelajaran dan pengambilan keputusan. Pemimpin pembelajaran menyadari pendidikan yang demokratis, mengenali gaya belajar, profil belajar siswa adalah identifikasi awal untuk menentukan pemilihan strategi, model dan media belajar yang tepat sehingga murid menerima pendidikan yang terbaik. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan tokoh Bob Talbert bahwa “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”. Oleh sebab itu kesepakatan kelas adalah awal sikap menghargai keunikan dan pendapat siswa. Berikut adalah praktik kesepakatan kelas.




            Melalui diagnostic awal siswa dapat diperoleh gambaran profil pelajar. Keputusan ini adalah keberpihakan murid yang menyadari adanya kecerdasan yang beragam. Menurut Gardner (1983, 1993, 1999) ada delapan kecerdasan majemuk dalam The Disciplined Mind. 8 Kecerdasan majemuk yang dimaksud adalah

1.    Kecerdasan Linguistik : kemampuan menggunakan kata-kata.

2.    Kecerdasan Logis-Matematis : kemampuan kapasitas untuk bernalar & berpikir.

3.    Kecerdasan Spasial : kemampuan menciptakan & membuat gambar visual.

4. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh : kemampuan menggunakan tubuh untuk ketangkasan.

5.    Kecerdasan Musikal : kemampuan untuk memahami, membuat, menafsirkan bentuk musik.

6.    Kecerdasan Intrapersonal : kemampuan untuk mengelola dengan diri sendiri.

7.    Kecerdasan Interpersonal : kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.

8.    Kecerdasan Naturalis : kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan alam.

Selain kecerdasan yang beragam, keperpihakan terhadap murid juga ditunjukan adanya dukungan terhadap keberagaman kecerdasan sosial dan emosional . Goleman (1995) mengidentifikasi lima dimensi kecerdasan emosional.

1.    Mengetahui emosi seseorang : mengenali perasaan yang terjadi.

2.    Mengelola emosi : menangani perasaan dengan tepat.

3.    Memotivasi diri sendiri :  memotivasi dan penguasaan diri.

4.    Mengenali emosi orang lain : empati terhadap perasaan orang lain.

5.    Menangani hubungan : keterampilan dalam mengelola hubungan & efektivitas interpersonal.

Kesadaran akan keberagaman dan keunikan peserta didik mendorong proses pelaksanaan pembelajaran diferensiasi dan praktik keterampilan sosial dan emosional dengan menghadirkan kesadaran penuh ( mindfulness ) dalam pelaksanaan pembelajaran agar siswa benar – benar siap menghadapi pilihan –pilihan yang sulit dan siap mener

ima tantangan. Melalui prinsip – prinsip pemimpin pembelajaran mampu mendorong terjadinya praktik coaching membantu civitas akademika mencari solusi dengan berdaya.

<iframe src="https://anchor.fm/hanna-solo/embed/episodes/Pemimpin-Pembelajaran-e1hg80b" height="102px" width="400px" frameborder="0" scrolling="no"></iframe>

Seperti disebut terlebih dahulu bahwa sekolah adalah institusi moral maka harus mendorong semua civitas sekolah mengedepankan etika moral sesuai prinsip kepemimpinan ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karso, tut wuri handayani. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).Maka ketika menghadapi dilemma permasalahan dan pilihan bujukan moral maka prinsip – prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara hendaknya menjadi pedoman. Karena setiap keputusan yang diambil dapat mempengaruhi pendidikan dalam taman siswa dimana para siswa menimba ilmu dan memperoleh pendidikan yang terbaik.   





Kamis, 21 April 2022

 

Mengambil Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

            Cita – cita luhur Ki Hajar Dewantara yang mewujudkan sekolah sebagai taman bahagia dimana ada upaya saling mengasihi, membimbing dan berlatih yang tertuang dalam Asih, Asuh dan Asah merupakan jalan menuju semboyan pemimpin yang dikenal ing ngarsa sung tulodo, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.

Sejalan dengan cita – cita Ki Hajar Dewantara, peran guru penggerak ada lima yakni: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Guru penggerak berfokus pada peran kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Dalam memerankan perannya tetap berpijak pada 5 (lima) nilai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif.

Guru penggerak harus mandiri artinya mampu memunculkan motivasi dalam dirinya untuk membuat perubahan baik untuk perubahan lingkungan sekitar ataupun pada dirinya sendiri. Sebagai pemimpin pembelajaran seringkali dihadapkan dengan dilema etika. Pilihan – pilihan etika antara benar dan salah ataukah antara benar dengan benar merupakan tantangan dalam memecahkan masalah demi terwujudnya cita – cita bahwa sekolah mendorong untuk bersikap etis dengan pertimbangan – pertimbangan moralnya . Ada nilai – nilai yang dipelajari seperti taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, gotong – royong, berwawasan kebhinekaan global, bernalar kritis dan kreaktif yang menjadi landasan melahirkan pelopor pelajar Pancasila. Namun ada pula nilai – nilai universal yang dimiliki setiap orang karena pengaruh pendidikan , kebudayaan yang dipelajari dan diwariskan.

praktik coaching menggerakan guru untuk mengikuti program guru penggerak


Oleh sebab itu pengambilan keputusan sangat penting agar dapat memperoleh keputusan yang bersifat win - win solution artinya tidak ada yang dimenangkan atau dikalahkan. Hal tersebut untuk mewujudkan keadilan. Dalam pengambilan keputusan yang terbaik bagi siswa pemimpin pembelajaran berkolaborasi dengan guru sejawat, orang tua dan kepala sekolah atau pihak – pihak yang berkaitan / stakeholder yang lain. Agar keputusan yang diambil dapat mejadi jalan tengah terbaik terhadap persoalan yang sdang dihadapi.ada 9 langkah yang harus diterapkan sebagai pertimbangan riil .

            9 langkah yang harus diterapkan agar supaya proses pengambilan keputusan dapat seobyektif mungkin adalah sebagai berikut :

1. Mengenali nilai – nilai yang saling bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Kumpulkan fakta – fakta yang relevan dengan situasi ini

4. Pengujian benar atau salah melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi,uji publikasi,uji panutan atau idola

5. Pengujian paradigma ( individu versus masyarakat, rasa keadilan versus rasa kasihan, kebenaran versus kesetiaan, jangka pendek versus jangka panjang )

6. Melakukan prinsip resolusi seperti landasan berfikir yang berprinsip terhadap hasil akhir, berprinsip peraturan dan berprinsip rasa peduli .

7.Setelah menganalisa sampai ke enam langkah, langkah ketujuh adalah proses berfikir kreaktif untuk menciptakan keputusan yang berbeda dengan dilema yang dihadapi yaitu dengan menghadirkan opsi pilihan ketiga yang biasa disebut opsi trilema yang kreaktif dan solutif.

8. Mengambil keputusan setelah ada dilema dan mempertimbangkan trilema

9. Melakukan refleksi apakah jika keputusan diambil sesuai langkah – langkah akan baik kedepannya, sudahkan kita berfikir obyektif dan terbaik dalam menganalisa melalui data, fakta dan paradigm serta prinsip yang dianut?

            Praktik 9 langkah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik coach sehingga pengambil keputusan dapat secara berdaya untuk mengambil keputusan secara mandiri sehingga dapat mengenali sejak dini dampak atas keputusannya tersebut. Keputusan yang kita ambil hendaknya mendukung proses sekolah sebagai sebuah tempat untuk mengelola kegiatan spiritual/rohani, fisik , dan kreasi untuk menciptakan karya karya inovatif yang kreaktif. Sehingga pendidikan merupakan seni untuk mendorong seseorang untuk bersikap etis sesuai dengan nilai – nilai universal atau nilai – nilai sosial budaya masyarakat yang tinggi.

Sabtu, 02 April 2022

 

KONEKSI ANTAR MATERI COACHING

Ari Tri Noeryanti

Materi coaching dipelajari pada modul 2.3. Modul ini mempelajari tentang coaching. Pembahasan meliputi apa yang dimaksud dengan coaching, perannya serta bagaimana melakukannya. Teknik coaching seringkali rancu dengan proses konseling dan mentoring. Berikut disajikan tabel perbedaan coaching, konseling dan mentoring.


             Intinya bahwa coaching meletakan coachee sebagai subyek yang setara dengan coach, sehingga coachee dapat melakukan dengan kesadaran penuh ( mindfulness ) untuk menyadari bahwa tujuan coaching menjadi arah bagi sebuag proses. Melalui kesadaran diri coachee melakukan tindakan simpati dan berfikir kritis untuk mengidentifikasi dan mengenali permasalahan dan menyelesaikan dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri secara sadara dan bertanggungjawab.


 Dalam proses coaching yang tak kalah penting adalah kemampuan bertanya yang menentukan arah tuntutan untuk menemukan jalan keluar.


            Berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa pemimpin memiliki prinsip Tutwuri Handayani maka sistem coaching yang dikembangkan dalam merdeka belajar adalah sistem among. Sistem among yang artinya menuntun. Berikut disajikan hasil coaching dengan rekan sejawat

            Beberapa catatan bahwa sistem among yang memiliki prinsip tutwuri handayani merupakan implementasi dari Arti ( apresiasi,rencana,tulus dan inkuiri ). Coaching yang dilakukan merupakan bentuk apresiasi terhadap siswa yang dilakukan melalui perencanaan, dengan hati tulus dan melalui pemantik pertanyaan yang mendorong siswa berfikir kritis. Sehingga dalam pembelajaran diferensiasi dapat mendorong identifikasi masalah siswa untuk masukan bagi pengenalan profil siswa dan gaya belajar siswa.


            Coaching dilakukan dengan tulus, memiliki tujuan sehingga direncanakan karena membutuhkan perhatian dan waktu . Coach dan coachee benar – benar siap untuk berproses guru siap menjadi pamong dan among untuk menuntun siswa menemukan kekuatan, mengidentifikasi dan mencari jalan keluar agar siswa menemukan solusi sesuai dengan kemampuannya dengan sadar akan dilakukan untuk menemukan jawaban atau solusi bagi kesulitan yang dihadapi. Hal ini sangat mendukung bagi kompetensi sosial emosional karena dilakukan dengan sadar, menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab. Coaching sangat membantu dalam identifikasi kesiapan belajar siswa, profil siswa, gaya belajar siswa dan keinginan siswa didalam pembelajaran.






PESONA WADUK CENGKLIK DESA NGAGOREJO

Materi K 13 Kelas XII PERUBAHAN SOSIAL                     Ada istilah di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah sewaktu waktu o...