Kamis, 14 Juli 2022

 Catatan Mingguan 

CGP Angkatan 4 Jurnal minggu ke 23


Salam Penggerak

Pemahaman materi minggu ke 23 melanjutkan eksplorasi konsep unggah tugas dan diskusi mandiri. Pengelolaan program yang berdampak pada murid direncanakan bersama Kepala Sekolah untuk mendapatkan dukungan dan pendanaan. Kolaborasi dilakukan dalam rangka mencari cara yang paling strategis dan efektif. Materi ini mengajarkan pada saya pentingnya berkolaborasi dan seni bernegosiasi.

Perancangan program yang berdampak pada murid membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang RKAS supaya mendapatkan dukungan financial. Dukungan managemen dan rekan guru penting untuk tindak lanjut. Berikut tahapan pembuatan program berdampak pada murid

  1. Menganalisis aset apa yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan program yang berdampak pada murid.
  2. Merencanakan program yang berdampak pada murid dengan tahapan BAGJA.
  3. Menerapkan manajemen risiko dan mengelola risiko menjadi sebuah potensi yang berorientasi pada pembelajaran murid. 
  4. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid.

Pengelolaan program yang berdampak yang saya ajukan adalah mempersiapkan siswa untuk melakukan assesmen terhadap rencana sekolah untuk disahkan sebagai sekolah ramah anak. Semua persiapan diarahkan untuk melakukan sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi, Triad KRR dan Sekolah ramah anak. Memunculkan agen penggerak siswa yang akan melakukan diseminasi di kelas kelas sehingga program aksi nyata saya adalah embrio kesadaran kritis terhadap program sekolah ramah anak.

Setelah mendapatkan materi mengenai pengelolaan program yang berpihak pada murid, saya berencana untuk melakukan beberapa perubahan dalam praktik yang berdampak pada murid. Saya akan selalu menerapkan teknik pengelolaan program yang berpihak pada murid tersebut dalam setiap aktivitas yang saya lakukan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu program.

Guru bergerak, Indonesia Maju



 


Jumat, 24 Juni 2022

 

Aksi Nyata 3.3 Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

PIKR, Workshop TRIAD KRR dan Pendidikan Anti Korupsi



A. Latar Belakang

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah                membuat manusia merdeka dan bahagia. Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan sangat sarat dengan arti berpedoman bahwa seorang pendidik tidak semata- mata mentranfer ilmu yang ada dibuku, apa yang dimiliki dan seluruh pengetahun kepada peserta didik. Tidak hanya membuat program program yang sebetulnya bagus dan sangat bermanfaat untuk para siswanya tetapi harus memandang kebutuhan peserta didik yang notabennya subyek pembangunan. Ki Hajar Dewantara mengemukakan Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodratnya itu, sehingga guru harus pandai- pandai melihat bakat, minat, kreatifitas anak dan apa yang dibutuhkan anak di dalam pembelajaran sehingga guru bisa mengemas pembelajaran di kelas dengan berpusat dan berdampak pada anak.

Dengan bercermin dari kutipan tersebut dengan dipadu pemanfaatan aset yang ada di sekolah dan sekitarnya setelah berkoodinasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah dan warga sekitar maka kami membuat program yang berdampak perwakilan kelas masing – masing level  yaitu WORKSHOP TRIAD KRR dan PENDIDIKAN ANTI KORUPSI dimana program diusulkan oleh PIKR atau Pusat Informasi Konseling Remaja sebuah ekstrakurikuler di SMAN 1 Ngemplak Boyolali yang dari dan untuk murid semua usul dan pelaksana penyelenggaranya.

 

B. Mengapa memilih program tersebut ?

            Pusat Informasi Konseling Remaja ( PIKR ) adalah ekstrakurikuler yang didirikan oleh CGP sebelum ikut dalam program guru penggerak. Adapun latar belakangnya adalah adanya kasus kenakalan remaja, pelecehan seksual yang dialami oleh peserta didik karena ketidaktahuannya dalam mengelola hati, pikiran dan seksualitasnya. Maka melalui program guru penggerak menambah ilmu CGP untuk menggali program berasal dari suara, pilihan siswa sehingga kepemilikan program tersebut benar benar adalah siswa.

            Untuk menciptakan generasi penerus yang unggul yang memiliki kepemimpinan efektif maka harus dilatih sejak dini, melalui kegiatan pengelolaan kesehatan reproduksi dan dampaknya bagi pengelolaan hati dan pikiran menjadi manusia yang bertanggungjawab yang mampu merencanakan masa depan dengan baik atau memfasilitasi lahirnya Genre ( generasi berencana) yang jujur.


 

C. Deskripsi Aksi Nyata

            Aksi nyata yang dipilih adalah pengelolaan program dalam ekstrakurikuler Pusat Informasi KOnseling Remaja ( PIKR ) SMAN 1 Ngemplak Boyolali . Ekstrakurikuler ini dikembangkan dengan model pendidikan pendidik sebaya untuk memperluas jangkauan edukasi kepada semua siswa.  Dalam ekstrakurikuler ini kemudian dilakukan assesmen di kelas kelas dan list kasus yang ditangani oleh PIKR selama konseling dan melakukan observasi di kalangan siswa. Berdasarkan usulan PIKR maka dikomunikasikan terhadap managemen sekolah untuk mendapatkan dukungan pendanaan.



            Berkoordinasi dengan bapak kepala sekolah Drs. Mohammad Amir Zubaidi, M.Pd akhirnya mendapatkan dukungan pendanaan RKAS workshop Triad Krr dengan tambahan materi pendidikan anti korupsi hal ini juga dalam rangka menyiapkan siswa dalam menghadapi sekolah ramah anak .


https://drive.google.com/file/d/1us4dblgNQfDKaw2VdJh5cv3U6_gIXFRW/view?usp=sharing




 

D.Hasil Aksi Nyata

            1. Apa hasil aksi nyata

Hasil aksi nyata adalah suara murid diakses melalui diskusi, observasi dan koordinasi dengan pihak – pihak terkait supaya workshop berjalan. Melalui analisa aset bahwa narasumber diambil dari sumberdaya manusia CGP sendiri sebagai penyuluh antikorupsi bersertifikat dan narasumber juga berkolaborasi dengan DP2KBp3A kabupaten Boyolali sebagai pembina PIKR dan sekaligur selaku yang akan memonitor Sekolah Ramah Anak.

1. Minggu pertama : melakukan analisa aset berdasarkan analisa bagja bahwa diadakan workshop triad krr dan pendidikan anti korupsi yang didanai dana BOS

2. Minggu kedua : pembentukan panitia dan pembuatan proposal kegiatan dari siswa untuk siswa

3. Minggu ketiga : pelaksanaan workshop dan pelaporan workhop secara jujur dan akuntabel


            2. Bagaimana perasaan ketika dan setelah program dilaksanakan

Para siswa sebagai anggota PIKR merasa sangat senang dan antusias karena workhop ini pertama dilakukan setelah pandemic. Aktifnya siswa dalam usul, bekerjasama dan munculnya inisiatif dari berbagai kegiatan menunjukan bahwa program tersebut telah mampu menjadi milik siswa.



            3. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari program ini

Pelajaran yang dipetik dari program ini adalah bahwa setiap kegiatan jika dilakukan asesmen yang benar akan muncul kreaktifitas dari siswa. Siswa aktif menjadi inisiator, penyampai ide, pelakasa program yanag efektif. Namun ada beberapa pembelajaran bahwa membimbing siswa untuk membuat anggaran dan menghitung pajak dan memetakan anggaran membutuhkan energy dan siswa menjadi paham kebutuhan riil sebuah program.


E. Refleksi Hasil Aksi Nyata

            1. Ketercapaian

Terlaksananya workshop TRIAD KRR dan pendidikan anti korupsi pada Senin 13 Juni 2022 bersama lembaga lain. Hal ini tidak hanya menghasilkan siswa – siswa yang aktif dalam kegiatan namun juga memunculkan calon pemimpin baru yang jujur dan percaya diri mampu menegosiasikan gagasannya dan bekerjasama dengan lembaga lain. Bahkan peserta workshop telah semua melakukan aksi nyata dikelas kelas untuk menyebarkan ilmu yang didapat di workshop terhadap teman – teman lain dikelasnya. Berikut contoh sosialisasi aksi nyata peserta didik ke kelas kelas dengan plano dan orasi 







            2. Belum tercapai

Yang belum tercapai adalah keterlibatan siswa di workshop hanya diwakili 2 siswa yaitu putra putri perkelas sehingga dianggap kurang representative. Setiap peserta melakukan aksi nyata di kelas sayang sekali tidak semua peserta memiliki kualitas informasi yang sama sehingga tergantung kapasistas peserta didik dalam melakukan diseminasi per kelas.

 

F. Tindak Lanjut

·         Untuk mengatasi kesenjangan informasi maka setiap kelas disampaikan materi berupa ppt yang dishare di masing – masing kelas sehingga semua siswa mendapatkan akses informasi yang sama.

·         PIKR akan melakukan kampanye konvensi hak anak pada media sosial dan pendidikan anti korupsi di media sosial

·         Membuat jadwal piket PIKR sebagai sumber informasi apabila ada siswa yang akan bertanya atau berkonslutasi tentang masalah seksualitas, kenakalan remaja dan lain lain

·         Ada hotline untuk ramaja yang membutuhkan bantuan advokasi dan informasi


Peluncuran sekolah ramah anak : Jumat 17 Juni 2022



Publikasi aksi nyata yang diupload di channel youtube : https://www.youtube.com/watch?v=Sid2uS8WHPc

 

Aksi Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

 

            Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Untuk mengelola program yang berdampak pada murid harus digali dari murid, untuk murid dan milik murid. Maka berdasarkan hasil assessment dan berbagai koordinasi dengan pihak pihak stakeholder Pusat Informasi dan Konseling Remaja diizinkan melaksanakan program program TRIAD KRR dan pendidikan anti korupsi pada hari senin 13 Juni 2022 di aula dengan menggunakan aset narasumber dari DP2KBp3A kabupaten Boyolali dan nara sumber pendidikan anti korupsi adalah penyuluh anti korupsi bersertifikat tingkat pertama .

Berikut adalah materi materi yang dapat diakses dalam TRIAD KRR selain seksualitas, obat – obatan terlarang dan penyakit menular, pada kesempatan itu juga disosialisasikan sekolah ramah anak dan pendidikan anti korupsi untuk mempersiapkan diri terhadap launching sekolah ramah anak program sekolah yang akan dilaksanakan jumat 17 Juni 2022.

Materi sekolah ramah anak : https://docs.google.com/presentation/d/13yG6mf8QLBAg0GtkNFM_1XwpzFnGxDbg/edit?usp=sharing&ouid=116932408942777008562&rtpof=true&sd=true

Materi membangun budaya anti kekerasan seksual di sekolah : https://docs.google.com/presentation/d/1Ktjtli6YaL9xorPUVKqgm97PekUG_4ze/edit?usp=sharing&ouid=116932408942777008562&rtpof=true&sd=true

Materi pendidikan anti korupsi :

https://docs.google.com/presentation/d/1MKozS3XLd8ijkzM1lKioFij_5bSh0PbC/edit?usp=sharing&ouid=116932408942777008562&rtpof=true&sd=true

            Berikut adalah beberapa dokumentasi pelaksanaan workhop yang dirancang untuk didesiminasikan kepada seluruh siswa melalui aksi nyata perwakilan kelas yang diikutkan workshop dalam rangka menyiapkan launching sekolah ramah anak secara lahir dan batin.

Berikut adalah dokumentasi workshop yang merupakan program yang diharapkan berdampak pada siswa :

Bersama PP bapak Ngadimin, M,Kom

Bersama panitia siswa dan walikelas


dokumentasi workshop






 

Aksi Nyata 3.3. Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

 

            Program sekolah dibuat untuk menciptakan situasi dan keadaan ekosistem lingkungan yang aman dan bebas kekerasan baik fisik maupun emosional. Adalah PIKR atau Pusat Informasi Konseling Remaja SMAN 1 Ngemplak sebuah ekstrakurikuler yang berkewajiban untuk mensosialisasikan Konvensi Hak anak yang memiliki prinsip tidak ada diskriminasi, tumbuhkembang , partisipasi dan perlindungan bagi anak usia 0 sampai 18 tahun sesuai amanat undang undang. Program kerja PIKR untuk mensosialisasikan kabar gembira bagi semua anak bahwa mereka dilindungi.



Gambar pribadi .Assessment dilakukan pada siswa tentang masalah yang dialami di masa remajanya

 

                Masa remaja adalah masa pancaroba dimana tubuh secara fisik mengalami perkembangan baik ukuran dan fungsinya. Banyak hal dialami siswa saat menginjak remaja perasaan galau, pengalaman menantang dan energi yang besar untuk memberontak. Maka PIKR membuat analisa masalah dan membuat rancangan programnya bersama pembina. PIKR memiliki target edukasi melalui strategi atau model peer educator agar informasi cepat meluas.


Gambar : koordinasi peer educator dan konselor untuk membuat rancangan usulan program

 

                Untuk mendapatkan dukungan sekolah maka usulan program diajukan ke Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah dana BOS. Agar implementasi program berjalan lancer maka selain koordinasi dengan pembina dan managemen sekolah anggota PIKR juga melakukan analisa aset yang akan diajak bekerjasama contoh DP2KBP3A kabupaten Boyolali sebagai narasumber. Setelah usulan program disetujui baru membuat panitia kecil untuk pelaksanaan program .Sehingga program benar benar adalah berasal dari suara siswa, siswa mempunyai pilihan pilihan seperti pengajuan program dan mengkoordinasikan pelaksanaan sebagai bentuk bahwa program tersebut memang siswa sendiri yang implementasi kepemilikannya.

Gambar: anggota Panitia PIK R SMAN 1 Ngemplak Boyolali

Sosialisasi sebelum masa pandemi dilakukan secara luring setelah literasi sekolah di aula . Namun ketika masa pandemi semua secara daring melalui googleclassroom. Berikut saat sebelum pandemi:

Dokumen lawas : sosialisasi genre ( generasi berencana)







Jumat, 27 Mei 2022

 

Pendekatatan Aset dari SMAN 1 Ngemplak Boyolali

Ari Tri Noeryanti, S.Sos

 

           Identifikasi aset berdasarkan sumber daya yang ada di sekolah adalah menarik. Karena melalui aset yang dimiliki sekolah dapat digunakan untuk mengembangkan potensi pembelajarana dan menegakkan pembelajaran kehidupan yang berkelanjutan.

           Beberapa aset yang diidentifikasi sangat penting untuk mendukung pembelajaran yang sesuangguhnya mengenai keterampilan hidup. Beberapa aset yang ada di sekolah yang dapat digunakan untuk pembelajaran adalah unsur seperti modal manusia, modal sosial budaya, modal fisik,modal politik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal agama. Ada tabel pembedaan antara pendekatan berbasis kekurangan/masalah/hambatan dengan pendekatan kekuatan /aset/potensi.


Berikut adalah hasil identifikasi 7 aset dari SMAN 1 Ngemplak Boyolali yang telah diamati dan dialami :

Visi sekolah :

·               SMA Negeri 1 Ngemplak yang Religius, Disiplin, Cerdas, Kompetetif , Kreatif, Peduli, Tangguh , Berbudaya, Berorientasi Lingkungan dan Berwawasan Global

Misi sekolah :

·         Peningkatkan dan pengamalan  agama dengan mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari hari.

·       Menegakkan  tata tertib dan aturan yang berlaku.

·  Melaksanakan pembelajaran maksimal untuk menghasilkan insan yang cerdas dan berperilaku luhur.

·        Memanfaatkan kesempatan berkompetisi dalam bidang akademis dan  non akademis.

·      Mengembangkan semangat belajar yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi.

·    Meningkatkan kesadaran warga sekolah untuk siap menghadapi segala tantangan  kemajuan zaman.

1. Modal Manusia

SMAN 1 Ngemplak memiliki tenaga pendidikan dan guru yang berjumlah 90 personil. Ada sekitar kurang lebih 1200 siswa dan siswi yang belajar di sekolah ini. Guru dari jenjang S2 dan S1 serta tenaga pendidikan mulai dari lulusan SMA, S1 dan S2. Beberapa guru adalah guru berprestasi, olimpiade, pembina OSN tingkat nasional.

2. Modal Fisik

Bangunan sekolah sangat kokoh berdiri di kurang lebih satu hektar tanah. Terdiri dari dua lantai bangunan. Ada lapangan tenis, yang bersifat multifungsi sebagai lapangan basket, perpustakaan, ruang podcast, UKS dan ekstrakurikuler.Ada tempat ibadah masjid yang muat 1000 orang dan di lantai baawah difungsikan sebagai aula tempat banyak kegiatan.

3. Modal Lingkungan Alam

Lingkungan alam terletak di suhu tropis dan dataran rendah. Bercocok tanam sawah dan lading. Alamnya cukup cocok untuk tanaman buah tropis seperti pisang, pepaya, sukun , manga, jambu.



4. Modal Sosial

Modal sosial ada organisasi ekstrakurikuler dan intrakurikuler yang ditotal berjumlah 25 lebih. Siswa aktif di semua kegiatan bahkan ada yang dua organisasi.

5. Modal agama dan budaya

Modal keyakinan diwujudkan dengan adanya Masjid sekolah . Sikap santun dan sopan yang ditunjukan oleh pembentukan karakter dibudayakan dengan pembiasaan hidup. Ada beberapa pembiasaan hidup disekolah , Berikut pembiasaan hidup sekolah terwujud dalam 22 budaya sekolah

6. Modal Financial

Aset financial diperoleh dari dana BoS dan BOPd . Dana sosial keluarga diambilkan dari kas kekeluargaan per bulan Rp.30.000 per bulan. Penggunaan dana sosial adalah mengunjungi karyawan sakit atau meninggal.

7. Modal Politik

Modal politik adalah kelompok – kelompok murid yang dipimpin oleh guru seperti ekstrakurikuler, intrakurikuler, podcast , remaja masjid, arisan ibu - ibu, dan kekeluargaan.

         Berdasarkan analisa 7 aset sekolah SMAN 1 Ngemplak adalah tempat belajar yang cukup terorganisir dan memiliki pembiyaan dan pengelolaan yang bisa dijadikan sumber pembelajaran. Misalnya perpustakaan, ruang konferensi, ruang PMR dan UKS, ruang PIKR, kantin,lapangan tenis dan basket .


REFLEKSI

 

Pendekatan Berbasis Aset membawa kita pada pemikiran bahwa dimanapun, apapun dan bagaimanapun keadaannya kita dapat menjadingan seluruh potensi yang ada menjadi sumber belajar. Hal dari pemikiran ini adalah kekuatan sumber daya manusia dan alam menjadi sumber belajar lokal yang kontekstual dan memiliki sensitifitas mendorong semua orang fokus pada potensi diri. Dengan demikian pembelajaran bermakna lebih membumi daripada mempelajari yang tidak ada dan tidak pernah kita jumpai di dalam lingkungan .Efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran lebih tercapai.


























Minggu, 22 Mei 2022

 

PENGIMBASAN MODUL 3.1

PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

            Modul 3.1 mempelajari bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran melalui 9 langkah yang disarankan. Ada beberapa praktik 9 langkah pembelajaran dalam mengambil keputusan melalui coaching. Pengimbasan pertama dilakukan di ruang guru setelah briefing pagi.


    

    Latar belakang dilakukaannya pengimbasan di ruang guru adalah untuk menjangkau semua guru sebanyak mungkin yang datang di saat briefing pagi. Merdeka mengajar adalah sebuah pilihan bagi para guru yang belum mengikuti program guru penggerak atau merdeka mengajar karena landasan mindset berbeda dengan pola pikir guru pada umumnya. Aksi nyata dilaksanakan dengan harapan para pendidik memahami awal perbedaan mindset dari top down menjadi bottom up berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara .

            Ada 9 langkah yang diperkenalkan untuk pengujian – pengujian agar keputusan yang diambil sebagai pemimpin pembelajaran obyektif, adil dan sah atau legal.Perasaan saya pertama sangat ragu dan takut karena selama ini setiap keputusan adalah top down. Saya secara pribadi merasakan bahwa para guru sedang mencerna setiap kata dan membaca perubahan arah kebijakan menuju merdeka belajar. Situasi di ruangan hening dan menyimak.Artinya di ruang guru tidak ada pertanyaan atau penolakan para pendidik hanya menyimak.

         
dokumen : pengimbasan di ruang guru

 

dokumen ; di ruang PIKR 


Sosialisasi juga dilakukan terhadap peer educator dan konselor Pusat Informasi daKonseling Remaja SMAN 1 Ngemplak Boyolali di ruang perpustakaan.

Dokumen di ruang perpustakaan bersama peer educator dan guru pembina


       Alasan mengapa pengimbasan dilakukan terhadap konselor di ruang PIK R dan peer educator di ruang perpustakaan karena para siswa terlatih ini dan guru pembina sering melakukan pendampingan dan konseling terhadap masalah kesehatan reproduksi terhadap teman - teman di kelas. Perasaannya sangat senang setelah melakukan aksi 3.1 karena para siswa dan pembina sangat menyambut penuh umpan balik terhadap konsep filosofi Ki Hajar Dewantara dan konsep bottom up pada merdeka belajar.






        Pembelajaran dapat dipetik dari beberapa kali aksi pengimbasan bahwa dalam menjalankan aksi sudah koordinasi dengan bapak kepala sekolah namun briefing pagi yang digunakan para guru tidak dapat bebas menyampaikan pendapat sehingga seperti buru - buru untuk mempersiapkan mengajar ke kelas. Sedangkan materinya sedikit diluar kebiasaan yaitu tentang pengujian 9 langkah yang dirasa belum dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan di sekolah. Karena para guru terbiasa diparingi dawuh. Perbedaan mindset dari top down beralih ke bottom up sepertinya kurang mendapat perhatian dari sebagian para guru. Sedangkan pengimbasan dilakukan di beberapa siswa sangat disambut baik, respon pernyataan dan pemahaman siswa sepertinya sangat setuju konsep Ki Hajar Dewantara. 

          Rencana perbaikan untuk pengimbasan adalah waktu yang tepat, suasana santai, dukungan kepala sekolah dan materi yang lebih sederhana dan ringkas, intonasi, volume suara dan memberi kesempatan lebih lama untuk klarifikasi dan umpan balik.




    


Jumat, 29 April 2022

 

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.1.a.9

 

            Sekolah adalah institusi moral yang digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Taman Siswa yang pada awalnya menjadi tempat pewarisan ajaran nasionalisme dan kebangsaan. Namun dalam perkembangannya taman siswa adalah embrio konsep pendidikan modern Indonesia sebagai tempat yang menyenangkan benih benih keutamaan pendidikan nasional yang berpihak pada murid.

            Konsep pemimpin dalam filosofi Ki Hajar Dewantara adalah Ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karsa dan tut wuri handayani sehingga mendorong pemimpin pembelajaran dapat menjadi motivator, fasilitator dan pendukung yang berpihak pada murid. Keberpihakan terhadap murid diimplementasikan kedalam pembelajaran dan pengambilan keputusan. Pemimpin pembelajaran menyadari pendidikan yang demokratis, mengenali gaya belajar, profil belajar siswa adalah identifikasi awal untuk menentukan pemilihan strategi, model dan media belajar yang tepat sehingga murid menerima pendidikan yang terbaik. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan tokoh Bob Talbert bahwa “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”. Oleh sebab itu kesepakatan kelas adalah awal sikap menghargai keunikan dan pendapat siswa. Berikut adalah praktik kesepakatan kelas.




            Melalui diagnostic awal siswa dapat diperoleh gambaran profil pelajar. Keputusan ini adalah keberpihakan murid yang menyadari adanya kecerdasan yang beragam. Menurut Gardner (1983, 1993, 1999) ada delapan kecerdasan majemuk dalam The Disciplined Mind. 8 Kecerdasan majemuk yang dimaksud adalah

1.    Kecerdasan Linguistik : kemampuan menggunakan kata-kata.

2.    Kecerdasan Logis-Matematis : kemampuan kapasitas untuk bernalar & berpikir.

3.    Kecerdasan Spasial : kemampuan menciptakan & membuat gambar visual.

4. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh : kemampuan menggunakan tubuh untuk ketangkasan.

5.    Kecerdasan Musikal : kemampuan untuk memahami, membuat, menafsirkan bentuk musik.

6.    Kecerdasan Intrapersonal : kemampuan untuk mengelola dengan diri sendiri.

7.    Kecerdasan Interpersonal : kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.

8.    Kecerdasan Naturalis : kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan alam.

Selain kecerdasan yang beragam, keperpihakan terhadap murid juga ditunjukan adanya dukungan terhadap keberagaman kecerdasan sosial dan emosional . Goleman (1995) mengidentifikasi lima dimensi kecerdasan emosional.

1.    Mengetahui emosi seseorang : mengenali perasaan yang terjadi.

2.    Mengelola emosi : menangani perasaan dengan tepat.

3.    Memotivasi diri sendiri :  memotivasi dan penguasaan diri.

4.    Mengenali emosi orang lain : empati terhadap perasaan orang lain.

5.    Menangani hubungan : keterampilan dalam mengelola hubungan & efektivitas interpersonal.

Kesadaran akan keberagaman dan keunikan peserta didik mendorong proses pelaksanaan pembelajaran diferensiasi dan praktik keterampilan sosial dan emosional dengan menghadirkan kesadaran penuh ( mindfulness ) dalam pelaksanaan pembelajaran agar siswa benar – benar siap menghadapi pilihan –pilihan yang sulit dan siap mener

ima tantangan. Melalui prinsip – prinsip pemimpin pembelajaran mampu mendorong terjadinya praktik coaching membantu civitas akademika mencari solusi dengan berdaya.

<iframe src="https://anchor.fm/hanna-solo/embed/episodes/Pemimpin-Pembelajaran-e1hg80b" height="102px" width="400px" frameborder="0" scrolling="no"></iframe>

Seperti disebut terlebih dahulu bahwa sekolah adalah institusi moral maka harus mendorong semua civitas sekolah mengedepankan etika moral sesuai prinsip kepemimpinan ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karso, tut wuri handayani. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).Maka ketika menghadapi dilemma permasalahan dan pilihan bujukan moral maka prinsip – prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara hendaknya menjadi pedoman. Karena setiap keputusan yang diambil dapat mempengaruhi pendidikan dalam taman siswa dimana para siswa menimba ilmu dan memperoleh pendidikan yang terbaik.   





Kamis, 21 April 2022

 

Mengambil Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

            Cita – cita luhur Ki Hajar Dewantara yang mewujudkan sekolah sebagai taman bahagia dimana ada upaya saling mengasihi, membimbing dan berlatih yang tertuang dalam Asih, Asuh dan Asah merupakan jalan menuju semboyan pemimpin yang dikenal ing ngarsa sung tulodo, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.

Sejalan dengan cita – cita Ki Hajar Dewantara, peran guru penggerak ada lima yakni: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Guru penggerak berfokus pada peran kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Dalam memerankan perannya tetap berpijak pada 5 (lima) nilai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif.

Guru penggerak harus mandiri artinya mampu memunculkan motivasi dalam dirinya untuk membuat perubahan baik untuk perubahan lingkungan sekitar ataupun pada dirinya sendiri. Sebagai pemimpin pembelajaran seringkali dihadapkan dengan dilema etika. Pilihan – pilihan etika antara benar dan salah ataukah antara benar dengan benar merupakan tantangan dalam memecahkan masalah demi terwujudnya cita – cita bahwa sekolah mendorong untuk bersikap etis dengan pertimbangan – pertimbangan moralnya . Ada nilai – nilai yang dipelajari seperti taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, gotong – royong, berwawasan kebhinekaan global, bernalar kritis dan kreaktif yang menjadi landasan melahirkan pelopor pelajar Pancasila. Namun ada pula nilai – nilai universal yang dimiliki setiap orang karena pengaruh pendidikan , kebudayaan yang dipelajari dan diwariskan.

praktik coaching menggerakan guru untuk mengikuti program guru penggerak


Oleh sebab itu pengambilan keputusan sangat penting agar dapat memperoleh keputusan yang bersifat win - win solution artinya tidak ada yang dimenangkan atau dikalahkan. Hal tersebut untuk mewujudkan keadilan. Dalam pengambilan keputusan yang terbaik bagi siswa pemimpin pembelajaran berkolaborasi dengan guru sejawat, orang tua dan kepala sekolah atau pihak – pihak yang berkaitan / stakeholder yang lain. Agar keputusan yang diambil dapat mejadi jalan tengah terbaik terhadap persoalan yang sdang dihadapi.ada 9 langkah yang harus diterapkan sebagai pertimbangan riil .

            9 langkah yang harus diterapkan agar supaya proses pengambilan keputusan dapat seobyektif mungkin adalah sebagai berikut :

1. Mengenali nilai – nilai yang saling bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Kumpulkan fakta – fakta yang relevan dengan situasi ini

4. Pengujian benar atau salah melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi,uji publikasi,uji panutan atau idola

5. Pengujian paradigma ( individu versus masyarakat, rasa keadilan versus rasa kasihan, kebenaran versus kesetiaan, jangka pendek versus jangka panjang )

6. Melakukan prinsip resolusi seperti landasan berfikir yang berprinsip terhadap hasil akhir, berprinsip peraturan dan berprinsip rasa peduli .

7.Setelah menganalisa sampai ke enam langkah, langkah ketujuh adalah proses berfikir kreaktif untuk menciptakan keputusan yang berbeda dengan dilema yang dihadapi yaitu dengan menghadirkan opsi pilihan ketiga yang biasa disebut opsi trilema yang kreaktif dan solutif.

8. Mengambil keputusan setelah ada dilema dan mempertimbangkan trilema

9. Melakukan refleksi apakah jika keputusan diambil sesuai langkah – langkah akan baik kedepannya, sudahkan kita berfikir obyektif dan terbaik dalam menganalisa melalui data, fakta dan paradigm serta prinsip yang dianut?

            Praktik 9 langkah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik coach sehingga pengambil keputusan dapat secara berdaya untuk mengambil keputusan secara mandiri sehingga dapat mengenali sejak dini dampak atas keputusannya tersebut. Keputusan yang kita ambil hendaknya mendukung proses sekolah sebagai sebuah tempat untuk mengelola kegiatan spiritual/rohani, fisik , dan kreasi untuk menciptakan karya karya inovatif yang kreaktif. Sehingga pendidikan merupakan seni untuk mendorong seseorang untuk bersikap etis sesuai dengan nilai – nilai universal atau nilai – nilai sosial budaya masyarakat yang tinggi.

PESONA WADUK CENGKLIK DESA NGAGOREJO

Materi K 13 Kelas XII PERUBAHAN SOSIAL                     Ada istilah di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah sewaktu waktu o...