Pemahaman
materi minggu ke 23 melanjutkan eksplorasi konsep unggah tugas dan diskusi
mandiri. Pengelolaan program yang berdampak pada murid direncanakan bersama
Kepala Sekolah untuk mendapatkan dukungan dan pendanaan. Kolaborasi dilakukan
dalam rangka mencari cara yang paling strategis dan efektif. Materi ini
mengajarkan pada saya pentingnya berkolaborasi dan seni bernegosiasi.
Perancangan
program yang berdampak pada murid membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang
RKAS supaya mendapatkan dukungan financial. Dukungan managemen dan rekan guru
penting untuk tindak lanjut. Berikut tahapan pembuatan program berdampak pada
murid
Menganalisis
aset apa yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan program yang berdampak
pada murid.
Merencanakan
program yang berdampak pada murid dengan tahapan BAGJA.
Menerapkan
manajemen risiko dan mengelola risiko menjadi sebuah potensi yang
berorientasi pada pembelajaran murid.
Melakukan
monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan program yang berdampak pada
murid.
Pengelolaan
program yang berdampak yang saya ajukan adalah mempersiapkan siswa untuk melakukan
assesmen terhadap rencana sekolah untuk disahkan sebagai sekolah ramah anak.
Semua persiapan diarahkan untuk melakukan sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi,
Triad KRR dan Sekolah ramah anak. Memunculkan agen penggerak siswa yang akan
melakukan diseminasi di kelas kelas sehingga program aksi nyata saya adalah
embrio kesadaran kritis terhadap program sekolah ramah anak.
Setelah
mendapatkan materi mengenai pengelolaan program yang berpihak pada murid, saya
berencana untuk melakukan beberapa perubahan dalam praktik yang berdampak pada
murid. Saya akan selalu menerapkan teknik pengelolaan program yang berpihak
pada murid tersebut dalam setiap aktivitas yang saya lakukan dalam merencanakan
dan melaksanakan suatu program.
Guru
bergerak, Indonesia Maju
Jumat, 24 Juni 2022
Aksi Nyata 3.3 Pengelolaan Program
Yang Berdampak Pada Murid
PIKR, Workshop TRIAD KRR dan
Pendidikan Anti Korupsi
A. Latar Belakang
Maksudpengajarandanpendidikanyangbergunauntukperikehidupanbersamaadalahmembuat manusiamerdeka dan bahagia.Ki Hajar Dewantara
sebagai bapak pendidikan sangat sarat dengan arti berpedoman bahwa seorang
pendidik tidak semata- mata mentranfer ilmu yang adadibuku, apa yang dimiliki dan seluruh pengetahun kepada peserta
didik. Tidak hanyamembuatprogram–programyangsebetulnyabagusdansangatbermanfaatuntuk para siswanyatetapi harus memandangkebutuhanpesertadidikyangnotabennyasubyek pembangunan. Ki
Hajar Dewantara mengemukakan Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnyasendiri, pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodratnya itu, sehinggaguru harus pandai- pandai melihat bakat, minat, kreatifitas anak dan apa
yang dibutuhkananak di dalam
pembelajaran sehingga guru bisa mengemas pembelajaran di kelas denganberpusatdan berdampakpadaanak.
Dengan bercermin dari kutipan tersebut dengan
dipadu pemanfaatan aset yang ada disekolahdansekitarnyasetelahberkoodinasidenganseluruhpemangkukepentingansekolah dan warga sekitar maka kami
membuat program yang berdampak perwakilan kelas masing – masing levelyaitu“WORKSHOP
TRIAD KRR dan PENDIDIKAN ANTI KORUPSI”dimanaprogramdiusulkan oleh PIKR atau Pusat Informasi Konseling Remaja sebuah
ekstrakurikuler di SMAN 1 Ngemplak Boyolali yang dari dan untuk murid semua
usul dan pelaksana penyelenggaranya.
B. Mengapa memilih program
tersebut ?
Pusat Informasi
Konseling Remaja ( PIKR ) adalah ekstrakurikuler yang didirikan oleh CGP
sebelum ikut dalam program guru penggerak. Adapun latar belakangnya adalah
adanya kasus kenakalan remaja, pelecehan seksual yang dialami oleh peserta
didik karena ketidaktahuannya dalam mengelola hati, pikiran dan seksualitasnya.
Maka melalui program guru penggerak menambah ilmu CGP untuk menggali program
berasal dari suara, pilihan siswa sehingga kepemilikan program tersebut benar
benar adalah siswa.
Untuk menciptakan
generasi penerus yang unggul yang memiliki kepemimpinan efektif maka harus
dilatih sejak dini, melalui kegiatan pengelolaan kesehatan reproduksi dan
dampaknya bagi pengelolaan hati dan pikiran menjadi manusia yang
bertanggungjawab yang mampu merencanakan masa depan dengan baik atau
memfasilitasi lahirnya Genre ( generasi berencana) yang jujur.
C. Deskripsi Aksi Nyata
Aksi nyata yang dipilih adalah
pengelolaan program dalam ekstrakurikuler Pusat Informasi KOnseling Remaja (
PIKR ) SMAN 1 Ngemplak Boyolali . Ekstrakurikuler ini dikembangkan dengan model
pendidikan pendidik sebaya untuk memperluas jangkauan edukasi kepada semua
siswa.Dalam ekstrakurikuler ini
kemudian dilakukan assesmen di kelas kelas dan list kasus yang ditangani oleh
PIKR selama konseling dan melakukan observasi di kalangan siswa. Berdasarkan
usulan PIKR maka dikomunikasikan terhadap managemen sekolah untuk mendapatkan
dukungan pendanaan.
Berkoordinasi dengan bapak kepala
sekolah Drs. Mohammad Amir Zubaidi, M.Pd akhirnya mendapatkan dukungan
pendanaan RKAS workshop Triad Krr dengan tambahan materi pendidikan anti korupsi
hal ini juga dalam rangka menyiapkan siswa dalam menghadapi sekolah ramah anak
.
Hasil
aksi nyata adalah suara murid diakses melalui diskusi, observasi dan koordinasi
dengan pihak – pihak terkait supaya workshop berjalan. Melalui analisa aset
bahwa narasumber diambil dari sumberdaya manusia CGP sendiri sebagai penyuluh
antikorupsi bersertifikat dan narasumber juga berkolaborasi dengan DP2KBp3A
kabupaten Boyolali sebagai pembina PIKR dan sekaligur selaku yang akan memonitor
Sekolah Ramah Anak.
1.
Minggu pertama : melakukan analisa aset berdasarkan analisa bagja bahwa
diadakan workshop triad krr dan pendidikan anti korupsi yang didanai dana BOS
2.
Minggu kedua : pembentukan panitia dan pembuatan proposal kegiatan dari siswa
untuk siswa
3.
Minggu ketiga : pelaksanaan workshop dan pelaporan workhop secara jujur dan
akuntabel
2. Bagaimana perasaan ketika dan
setelah program dilaksanakan
Para
siswa sebagai anggota PIKR merasa sangat senang dan antusias karena workhop ini
pertama dilakukan setelah pandemic. Aktifnya siswa dalam usul, bekerjasama dan
munculnya inisiatif dari berbagai kegiatan menunjukan bahwa program tersebut
telah mampu menjadi milik siswa.
3. Pelajaran apa yang dapat dipetik
dari program ini
Pelajaran
yang dipetik dari program ini adalah bahwa setiap kegiatan jika dilakukan
asesmen yang benar akan muncul kreaktifitas dari siswa. Siswa aktif menjadi
inisiator, penyampai ide, pelakasa program yanag efektif. Namun ada beberapa
pembelajaran bahwa membimbing siswa untuk membuat anggaran dan menghitung pajak
dan memetakan anggaran membutuhkan energy dan siswa menjadi paham kebutuhan
riil sebuah program.
E. Refleksi Hasil Aksi Nyata
1. Ketercapaian
Terlaksananya
workshop TRIAD KRR dan pendidikan anti korupsi pada Senin 13 Juni 2022 bersama
lembaga lain. Hal ini tidak hanya menghasilkan siswa – siswa yang aktif dalam
kegiatan namun juga memunculkan calon pemimpin baru yang jujur dan percaya diri
mampu menegosiasikan gagasannya dan bekerjasama dengan lembaga lain. Bahkan
peserta workshop telah semua melakukan aksi nyata dikelas kelas untuk
menyebarkan ilmu yang didapat di workshop terhadap teman – teman lain
dikelasnya. Berikut contoh sosialisasi aksi nyata peserta didik ke kelas kelas dengan plano dan orasi
2. Belum tercapai
Yang
belum tercapai adalah keterlibatan siswa di workshop hanya diwakili 2 siswa
yaitu putra putri perkelas sehingga dianggap kurang representative. Setiap
peserta melakukan aksi nyata di kelas sayang sekali tidak semua peserta
memiliki kualitas informasi yang sama sehingga tergantung kapasistas peserta
didik dalam melakukan diseminasi per kelas.
F. Tindak Lanjut
·Untuk mengatasi kesenjangan informasi
maka setiap kelas disampaikan materi berupa ppt yang dishare di masing – masing
kelas sehingga semua siswa mendapatkan akses informasi yang sama.
·PIKR akan melakukan kampanye konvensi
hak anak pada media sosial dan pendidikan anti korupsi di media sosial
·Membuat jadwal piket PIKR sebagai sumber
informasi apabila ada siswa yang akan bertanya atau berkonslutasi tentang
masalah seksualitas, kenakalan remaja dan lain lain
·Ada hotline untuk ramaja yang
membutuhkan bantuan advokasi dan informasi
Peluncuran sekolah ramah anak : Jumat 17 Juni 2022
Aksi
Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun
2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Untuk mengelola program yang
berdampak pada murid harus digali dari murid, untuk murid dan milik murid. Maka
berdasarkan hasil assessment dan berbagai koordinasi dengan pihak pihak
stakeholder Pusat Informasi dan Konseling Remaja diizinkan melaksanakan program
program TRIAD KRR dan pendidikan anti korupsi pada hari senin 13 Juni 2022 di
aula dengan menggunakan aset narasumber dari DP2KBp3A kabupaten Boyolali dan
nara sumber pendidikan anti korupsi adalah penyuluh anti korupsi bersertifikat
tingkat pertama .
Berikut adalah materi materi yang
dapat diakses dalam TRIAD KRR selain seksualitas, obat – obatan terlarang dan
penyakit menular, pada kesempatan itu juga disosialisasikan sekolah ramah anak
dan pendidikan anti korupsi untuk mempersiapkan diri terhadap launching sekolah
ramah anak program sekolah yang akan dilaksanakan jumat 17 Juni 2022.
Berikut
adalah beberapa dokumentasi pelaksanaan workhop yang dirancang untuk didesiminasikan
kepada seluruh siswa melalui aksi nyata perwakilan kelas yang diikutkan
workshop dalam rangka menyiapkan launching sekolah ramah anak secara lahir dan
batin.
Berikut adalah dokumentasi workshop yang merupakan program
yang diharapkan berdampak pada siswa :
Bersama PP bapak Ngadimin, M,Kom
Bersama panitia siswa dan walikelas
dokumentasi workshop
Aksi
Nyata 3.3. Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid
Program sekolah
dibuat untuk menciptakan situasi dan keadaan ekosistem lingkungan yang aman dan
bebas kekerasan baik fisik maupun emosional. Adalah PIKR atau Pusat Informasi
Konseling Remaja SMAN 1 Ngemplak sebuah ekstrakurikuler yang berkewajiban untuk
mensosialisasikan Konvensi Hak anak yang memiliki prinsip tidak ada
diskriminasi, tumbuhkembang , partisipasi dan perlindungan bagi anak usia 0
sampai 18 tahun sesuai amanat undang undang. Program kerja PIKR untuk mensosialisasikan
kabar gembira bagi semua anak bahwa mereka dilindungi.
Gambar pribadi .Assessment
dilakukan pada siswa tentang masalah yang dialami di masa remajanya
Masa
remaja adalah masa pancaroba dimana tubuh secara fisik mengalami perkembangan
baik ukuran dan fungsinya. Banyak hal dialami siswa saat menginjak remaja
perasaan galau, pengalaman menantang dan energi yang besar untuk memberontak.
Maka PIKR membuat analisa masalah dan membuat rancangan programnya bersama
pembina. PIKR memiliki target edukasi melalui strategi atau model peer educator
agar informasi cepat meluas.
Gambar : koordinasi
peer educator dan konselor untuk membuat rancangan usulan program
Untuk
mendapatkan dukungan sekolah maka usulan program diajukan ke Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah dana BOS. Agar implementasi program berjalan lancer maka
selain koordinasi dengan pembina dan managemen sekolah anggota PIKR juga
melakukan analisa aset yang akan diajak bekerjasama contoh DP2KBP3A kabupaten
Boyolali sebagai narasumber. Setelah usulan program disetujui baru membuat
panitia kecil untuk pelaksanaan program .Sehingga program benar benar adalah berasal
dari suara siswa, siswa mempunyai pilihan pilihan seperti pengajuan program dan
mengkoordinasikan pelaksanaan sebagai bentuk bahwa program tersebut memang
siswa sendiri yang implementasi kepemilikannya.
Gambar: anggota Panitia PIK R SMAN 1 Ngemplak Boyolali
Sosialisasi sebelum masa pandemi dilakukan secara luring setelah literasi sekolah di aula . Namun ketika masa pandemi semua secara daring melalui googleclassroom. Berikut saat sebelum pandemi:
Identifikasi aset berdasarkan sumber
daya yang ada di sekolah adalah menarik. Karena melalui aset yang dimiliki
sekolah dapat digunakan untuk mengembangkan potensi pembelajarana dan
menegakkan pembelajaran kehidupan yang berkelanjutan.
Beberapa aset yang diidentifikasi
sangat penting untuk mendukung pembelajaran yang sesuangguhnya mengenai
keterampilan hidup. Beberapa aset yang ada di sekolah yang dapat digunakan
untuk pembelajaran adalah unsur seperti modal manusia, modal sosial budaya,
modal fisik,modal politik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal agama.
Ada tabel pembedaan antara pendekatan berbasis kekurangan/masalah/hambatan
dengan pendekatan kekuatan /aset/potensi.
Berikut
adalah hasil identifikasi 7 aset dari SMAN 1 Ngemplak Boyolali yang telah diamati
dan dialami :
Visi sekolah :
·SMA Negeri 1 Ngemplak yang Religius, Disiplin, Cerdas,
Kompetetif , Kreatif, Peduli, Tangguh , Berbudaya, Berorientasi Lingkungan dan Berwawasan
Global
Misi sekolah :
·Peningkatkan
dan pengamalan agama dengan mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan
sehari hari.
·Menegakkan
tata tertib dan aturan yang berlaku.
·Melaksanakan
pembelajaran maksimal untuk menghasilkan insan yang cerdas dan berperilaku
luhur.
·Memanfaatkan
kesempatan berkompetisi dalam bidang akademis dan non akademis.
· Mengembangkan
semangat belajar yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi.
·Meningkatkan
kesadaran warga sekolah untuk siap menghadapi segala tantangan kemajuan
zaman.
1.
Modal Manusia
SMAN
1 Ngemplak memiliki tenaga pendidikan dan guru yang berjumlah 90 personil. Ada
sekitar kurang lebih 1200 siswa dan siswi yang belajar di sekolah ini. Guru
dari jenjang S2 dan S1 serta tenaga pendidikan mulai dari lulusan SMA, S1 dan
S2. Beberapa guru adalah guru berprestasi, olimpiade, pembina OSN tingkat
nasional.
2.
Modal Fisik
Bangunan
sekolah sangat kokoh berdiri di kurang lebih satu hektar tanah. Terdiri dari
dua lantai bangunan. Ada lapangan tenis, yang bersifat multifungsi sebagai
lapangan basket, perpustakaan, ruang podcast, UKS dan ekstrakurikuler.Ada
tempat ibadah masjid yang muat 1000 orang dan di lantai baawah difungsikan
sebagai aula tempat banyak kegiatan.
3.
Modal Lingkungan Alam
Lingkungan
alam terletak di suhu tropis dan dataran rendah. Bercocok tanam sawah dan
lading. Alamnya cukup cocok untuk tanaman buah tropis seperti pisang, pepaya,
sukun , manga, jambu.
4.
Modal Sosial
Modal
sosial ada organisasi ekstrakurikuler dan intrakurikuler yang ditotal berjumlah
25 lebih. Siswa aktif di semua kegiatan bahkan ada yang dua organisasi.
5.
Modal agama dan budaya
Modal
keyakinan diwujudkan dengan adanya Masjid sekolah . Sikap santun dan sopan yang
ditunjukan oleh pembentukan karakter dibudayakan dengan pembiasaan hidup. Ada
beberapa pembiasaan hidup disekolah , Berikut pembiasaan hidup sekolah terwujud
dalam 22 budaya sekolah
6.
Modal Financial
Aset
financial diperoleh dari dana BoS dan BOPd . Dana sosial keluarga diambilkan
dari kas kekeluargaan per bulan Rp.30.000 per bulan. Penggunaan dana sosial
adalah mengunjungi karyawan sakit atau meninggal.
7.
Modal Politik
Modal
politik adalah kelompok – kelompok murid yang dipimpin oleh guru seperti
ekstrakurikuler, intrakurikuler, podcast , remaja masjid, arisan ibu - ibu, dan
kekeluargaan.
Berdasarkan analisa 7 aset sekolah SMAN
1 Ngemplak adalah tempat belajar yang cukup terorganisir dan memiliki pembiyaan
dan pengelolaan yang bisa dijadikan sumber pembelajaran. Misalnya perpustakaan,
ruang konferensi, ruang PMR dan UKS, ruang PIKR, kantin,lapangan tenis dan
basket .
REFLEKSI
Pendekatan Berbasis Aset membawa
kita pada pemikiran bahwa dimanapun, apapun dan bagaimanapun keadaannya kita
dapat menjadingan seluruh potensi yang ada menjadi sumber belajar. Hal dari
pemikiran ini adalah kekuatan sumber daya manusia dan alam menjadi sumber
belajar lokal yang kontekstual dan memiliki sensitifitas mendorong semua orang
fokus pada potensi diri. Dengan demikian pembelajaran bermakna lebih membumi
daripada mempelajari yang tidak ada dan tidak pernah kita jumpai di dalam
lingkungan .Efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran lebih tercapai.
Minggu, 22 Mei 2022
PENGIMBASAN
MODUL 3.1
PEMIMPIN
PEMBELAJARAN
Modul 3.1 mempelajari bagaimana
menjadi pemimpin pembelajaran melalui 9 langkah yang disarankan. Ada beberapa praktik
9 langkah pembelajaran dalam mengambil keputusan melalui coaching. Pengimbasan
pertama dilakukan di ruang guru setelah briefing pagi.
Latar
belakang dilakukaannya pengimbasan di ruang guru adalah untuk menjangkau semua
guru sebanyak mungkin yang datang di saat briefing pagi. Merdeka mengajar
adalah sebuah pilihan bagi para guru yang belum mengikuti program guru penggerak
atau merdeka mengajar karena landasan mindset berbeda dengan pola pikir guru
pada umumnya. Aksi nyata dilaksanakan dengan harapan para pendidik memahami
awal perbedaan mindset dari top down menjadi bottom up berdasarkan filosofi Ki
Hajar Dewantara .
Ada 9 langkah yang diperkenalkan
untuk pengujian – pengujian agar keputusan yang diambil sebagai pemimpin
pembelajaran obyektif, adil dan sah atau legal.Perasaan saya pertama sangat
ragu dan takut karena selama ini setiap keputusan adalah top down. Saya secara
pribadi merasakan bahwa para guru sedang mencerna setiap kata dan membaca
perubahan arah kebijakan menuju merdeka belajar. Situasi di ruangan hening dan
menyimak.Artinya
di ruang guru tidak ada pertanyaan atau penolakan para pendidik hanya menyimak.
dokumen : pengimbasan di ruang guru
dokumen ; di ruang PIKR
Sosialisasi juga dilakukan terhadap peer educator dan konselor Pusat Informasi daKonseling Remaja SMAN 1 Ngemplak Boyolali di ruang perpustakaan.
Dokumen di ruang perpustakaan bersama peer educator dan guru pembina
Alasan mengapa pengimbasan dilakukan terhadap konselor di ruang PIK R dan peer educator di ruang perpustakaan karena para siswa terlatih ini dan guru pembina sering melakukan pendampingan dan konseling terhadap masalah kesehatan reproduksi terhadap teman - teman di kelas. Perasaannya sangat senang setelah melakukan aksi 3.1 karena para siswa dan pembina sangat menyambut penuh umpan balik terhadap konsep filosofi Ki Hajar Dewantara dan konsep bottom up pada merdeka belajar.
Pembelajaran dapat dipetik dari beberapa kali aksi pengimbasan bahwa dalam menjalankan aksi sudah koordinasi dengan bapak kepala sekolah namun briefing pagi yang digunakan para guru tidak dapat bebas menyampaikan pendapat sehingga seperti buru - buru untuk mempersiapkan mengajar ke kelas. Sedangkan materinya sedikit diluar kebiasaan yaitu tentang pengujian 9 langkah yang dirasa belum dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan di sekolah. Karena para guru terbiasa diparingi dawuh. Perbedaan mindset dari top down beralih ke bottom up sepertinya kurang mendapat perhatian dari sebagian para guru. Sedangkan pengimbasan dilakukan di beberapa siswa sangat disambut baik, respon pernyataan dan pemahaman siswa sepertinya sangat setuju konsep Ki Hajar Dewantara.
Rencana perbaikan untuk pengimbasan adalah waktu yang tepat, suasana santai, dukungan kepala sekolah dan materi yang lebih sederhana dan ringkas, intonasi, volume suara dan memberi kesempatan lebih lama untuk klarifikasi dan umpan balik.
Jumat, 29 April 2022
KONEKSI
ANTAR MATERI
MODUL
3.1.a.9
Sekolah adalah institusi moral yang
digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Taman Siswa yang pada awalnya
menjadi tempat pewarisan ajaran nasionalisme dan kebangsaan. Namun dalam
perkembangannya taman siswa adalah embrio konsep pendidikan modern Indonesia
sebagai tempat yang menyenangkan benih benih keutamaan pendidikan nasional yang
berpihak pada murid.
Konsep pemimpin dalam filosofi Ki
Hajar Dewantara adalah Ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karsa dan tut
wuri handayani sehingga mendorong pemimpin pembelajaran dapat menjadi
motivator, fasilitator dan pendukung yang berpihak pada murid. Keberpihakan
terhadap murid diimplementasikan kedalam pembelajaran dan pengambilan
keputusan. Pemimpin pembelajaran menyadari pendidikan yang demokratis, mengenali
gaya belajar, profil belajar siswa adalah identifikasi awal untuk menentukan
pemilihan strategi, model dan media belajar yang tepat sehingga murid menerima
pendidikan yang terbaik. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan tokoh Bob
Talbert bahwa “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka
apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”. Oleh sebab itu kesepakatan kelas
adalah awal sikap menghargai keunikan dan pendapat siswa. Berikut adalah
praktik kesepakatan kelas.
Melalui diagnostic awal siswa dapat
diperoleh gambaran profil pelajar. Keputusan ini adalah keberpihakan murid yang
menyadari adanya kecerdasan yang beragam. Menurut Gardner (1983, 1993, 1999) ada
delapan kecerdasan majemuk dalam The Disciplined Mind. 8 Kecerdasan majemuk yang
dimaksud adalah
1.Kecerdasan
Linguistik : kemampuan menggunakan kata-kata.
2.Kecerdasan
Logis-Matematis : kemampuan kapasitas untuk bernalar & berpikir.
3.Kecerdasan
Spasial : kemampuan menciptakan & membuat gambar visual.
4.Kecerdasan
Kinestetik-Tubuh : kemampuan menggunakan tubuh untuk ketangkasan.
5.Kecerdasan
Musikal : kemampuan untuk memahami, membuat, menafsirkan bentuk musik.
6.Kecerdasan
Intrapersonal : kemampuan untuk mengelola dengan diri sendiri.
7.Kecerdasan
Interpersonal : kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
8.Kecerdasan Naturalis : kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan alam.
Selain
kecerdasan yang beragam, keperpihakan terhadap murid juga ditunjukan adanya
dukungan terhadap keberagaman kecerdasan sosial dan emosional .Goleman (1995) mengidentifikasi lima dimensi
kecerdasan emosional.
1.Mengetahui emosi seseorang : mengenali
perasaan yang terjadi.
2.Mengelola emosi : menangani perasaan dengan
tepat.
3.Memotivasi diri sendiri :memotivasi dan penguasaan diri.
4.Mengenali emosi orang lain : empati terhadap
perasaan orang lain.
5.Menangani hubungan : keterampilan dalam
mengelola hubungan & efektivitas interpersonal.
Kesadaran
akan keberagaman dan keunikan peserta didik mendorong proses pelaksanaan
pembelajaran diferensiasi dan praktik keterampilan sosial dan emosional dengan
menghadirkan kesadaran penuh ( mindfulness ) dalam pelaksanaan pembelajaran
agar siswa benar – benar siap menghadapi pilihan –pilihan yang sulit dan siap
mener
ima tantangan. Melalui prinsip – prinsip pemimpin pembelajaran mampu
mendorong terjadinya praktik coaching membantu civitas akademika mencari solusi
dengan berdaya.
Seperti
disebut terlebih dahulu bahwa sekolah adalah institusi moral maka harus
mendorong semua civitas sekolah mengedepankan etika moral sesuai prinsip
kepemimpinan ing ngarso sung tuladha, ing madya bangun karso, tut wuri
handayani. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki
kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan.
Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.(Rukiyanti,
L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).Maka
ketika menghadapi dilemma permasalahan dan pilihan bujukan moral maka prinsip –
prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara hendaknya menjadi pedoman. Karena
setiap keputusan yang diambil dapat mempengaruhi pendidikan dalam taman siswa
dimana para siswa menimba ilmu dan memperoleh pendidikan yang terbaik.
Kamis, 21 April 2022
Mengambil Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran
Cita – cita luhur Ki Hajar Dewantara
yang mewujudkan sekolah sebagai taman bahagia dimana ada upaya saling
mengasihi, membimbing dan berlatih yang tertuang dalam Asih, Asuh dan Asah
merupakan jalan menuju semboyan pemimpin yang dikenal ing ngarsa sung tulodo, ing madya mangun karsa, dan tut
wuri handayani. Artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah memberi
semangat, dan di belakang memberi dorongan.
Sejalan dengan cita –
cita Ki Hajar Dewantara, peran guru penggerak ada lima yakni: menjadi
pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar
guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan
kepemimpinan murid. Guru penggerak berfokus pada peran kepemimpinan
pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik;
aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen
transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Dalam memerankan perannya tetap berpijak pada 5 (lima) nilai guru penggerak
yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif.
Guru penggerak harus mandiri artinya mampu memunculkan motivasi
dalam dirinya untuk membuat perubahan baik untuk perubahan lingkungan sekitar
ataupun pada dirinya sendiri. Sebagai pemimpin pembelajaran seringkali
dihadapkan dengan dilema etika. Pilihan – pilihan etika antara benar dan salah
ataukah antara benar dengan benar merupakan tantangan dalam memecahkan masalah
demi terwujudnya cita – cita bahwa sekolah mendorong untuk bersikap etis dengan
pertimbangan – pertimbangan moralnya . Ada nilai – nilai yang dipelajari
seperti taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, gotong – royong, berwawasan
kebhinekaan global, bernalar kritis dan kreaktif yang menjadi landasan
melahirkan pelopor pelajar Pancasila. Namun ada pula nilai – nilai universal
yang dimiliki setiap orang karena pengaruh pendidikan , kebudayaan yang
dipelajari dan diwariskan.
praktik coaching menggerakan guru untuk mengikuti program guru penggerak
Oleh sebab itu pengambilan keputusan sangat penting agar dapat
memperoleh keputusan yang bersifat win - win solution artinya tidak ada yang
dimenangkan atau dikalahkan. Hal tersebut untuk mewujudkan keadilan. Dalam
pengambilan keputusan yang terbaik bagi siswa pemimpin pembelajaran
berkolaborasi dengan guru sejawat, orang tua dan kepala sekolah atau pihak –
pihak yang berkaitan / stakeholder yang lain. Agar keputusan yang diambil dapat
mejadi jalan tengah terbaik terhadap persoalan yang sdang dihadapi.ada 9
langkah yang harus diterapkan sebagai pertimbangan riil .
9
langkah yang harus diterapkan agar supaya proses pengambilan keputusan dapat
seobyektif mungkin adalah sebagai berikut :
1. Mengenali nilai – nilai yang saling
bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini
3. Kumpulkan fakta – fakta yang relevan
dengan situasi ini
4. Pengujian benar atau salah melalui uji
legal, uji regulasi, uji intuisi,uji publikasi,uji panutan atau idola
5. Pengujian paradigma ( individu versus
masyarakat, rasa keadilan versus rasa kasihan, kebenaran versus kesetiaan,
jangka pendek versus jangka panjang )
6. Melakukan prinsip resolusi seperti
landasan berfikir yang berprinsip terhadap hasil akhir, berprinsip peraturan
dan berprinsip rasa peduli .
7.Setelah menganalisa sampai ke enam langkah,
langkah ketujuh adalah proses berfikir kreaktif untuk menciptakan keputusan
yang berbeda dengan dilema yang dihadapi yaitu dengan menghadirkan opsi pilihan
ketiga yang biasa disebut opsi trilema yang kreaktif dan solutif.
8. Mengambil keputusan setelah ada dilema dan
mempertimbangkan trilema
9. Melakukan refleksi apakah jika keputusan
diambil sesuai langkah – langkah akan baik kedepannya, sudahkan kita berfikir
obyektif dan terbaik dalam menganalisa melalui data, fakta dan paradigm serta
prinsip yang dianut?
Praktik
9 langkah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik coach sehingga pengambil
keputusan dapat secara berdaya untuk mengambil keputusan secara mandiri
sehingga dapat mengenali sejak dini dampak atas keputusannya tersebut. Keputusan
yang kita ambil hendaknya mendukung proses sekolah sebagai sebuah tempat untuk
mengelola kegiatan spiritual/rohani, fisik , dan kreasi untuk menciptakan karya
karya inovatif yang kreaktif. Sehingga pendidikan merupakan seni untuk
mendorong seseorang untuk bersikap etis sesuai dengan nilai – nilai universal
atau nilai – nilai sosial budaya masyarakat yang tinggi.