Senin, 15 April 2019
Selasa, 09 April 2019
Gerakan Antikorupsi Setengah Hati
http://aritrinoeryantissos.gurusiana.id/article/gerakan-antikorupsi-setengah-hati-1736163
Sebagai
pensiunan NGO International saya sangat berharap setelah reformasi akhir dari
orde baru tumbuh pemerintahan yang
bersih, akuntabilitas terjamin dan terpercaya. Ketika bekerja dengan birokrasi
asing sangat sulit menembus diskriminasi ras. Ras Eropa sangat mendominasi
dalam struktur organisasi. Namun ketika orang Indonesia menunjukan dedikasi dan
profesionalisme tak heran bisa dipromosikana ke ranah struktur walauapun bukan
upper upperclass cukup level manajerial. Namun alangkah kecil nyali saya
tatkala artikel saya yang dimuat di media massa solopos 23 September 2013
mendapatkan caci maki dan nyinyiran dari warga sekolah karena dianggap tidak
layak mengangkat isu tersebut. Hanya guru, wong cilik. Baik kepala sekolah dan
pengawas tidak menyukai tulisan saya. Namun saya heran sebuah
akun@GanjarPranowo memuat laman berita tentang pendidikan anti korupsi
disekolah yang mendapatkan simpati dari netizen 20 ribu tayangan yang
memotivasi para siswa SMAN 1 Maos untuk melakukan pendidikan antikorupsi sejak
dini. Apakah ini hal lama didaurulang?bukankah orang –orang seperti saya justru
disingkirkan dalam struktur. Bahkan seingat saya jadi pns belum pernah jadi
panitia Ujian Nasional, atau tim program sekolah yang lain padahal saya
memiliki kemampuan komputer, pengalaman bekerja yang luas?
Sejak masuk dalam daftar pegawai
negeri dan mengajar di sekolah negeri secara pribadi sangat kecewa karena
kolusi dan nepotisme sangat masif dugaan korupsi terdengar dimana-mana. Hal-
hal yang sepele ternyata dari simpul-simpul subyektifitas menghasilkan hal –
hal tidak wajar. Ketidakjujuran disosialisasikan bahkan dilembagakan dalam
sekolah. Contohnya kebijakan kkm yang membuat para guru ssecara sengaja dan
sadar memanipulasi nilai siswa demi ketuntasan. Tidak hanya nilai bahkan dalam
setiap kebijakan, surat keputusan penugasan guru bernilai rupiah. Bahkan di
sekolah muncul golongan elit yang hanya saling berbagi dengan teman – teman satu
kubu.
Di grup facebook media guru
Indonesia sebuah akun @agus sukamto yang isinya “ditempat kerja pasti ada
konflik.Bahkan bisa jadi dua kubu. Apa yang harus guru lakukan? sekitar 90
anggota guru memberikan perhatian berupa like, senang, atau sedih komentar
banyak guru yang menyatakan netral, beberapa hanya berkelakar bentuk kubu baru.
Banyaknya komentar menandakan bahwa fakta adanya kubu di sekolah memang benar.
Lalu kubu – kubu yang dimaksud yang mana ya?
Disekolah negeri setiap pekerjaan
selain mengajar mendapatkan insentif sendiri karena dianggap diluar tugas pokok
guru. Lahan basah tersebut digunakan oleh sebagian orang untuk mencari
keuntungan sendiri misalnya menggunakan pengaruhnya untuk memasukan saudara
menjadi GTT atau PTT sebagai jalan menuju status pns yang diidamidamkan. Hal
ini merupakan halangan bagi proses keterbukaan, keadilan dan kejujuran. Belum
lagi jabatan dalam managemen sekolah yang dipegang para wakil kepala sekolah
bersifat abadi bahkan bisa diturunkan. Bahkan di sekolah desa-desa posisi wakil
kepala sekolah seperti kepala desa harus mendapatkan upeti dari setiap program
sekolah berupa honor. Kemampuan, dedikasi dan prestasi bukan lagi menjadi tolak
ukur. Penilaian kinerja guru juga dianggap formalitas asalkan dekat dan mampu
menyenangkan bapak/ibu yang memiliki jabatan dijamin aman.
Hal ini sangat berbeda jika bekerja
di organisasi swasta dan organisasi international yang saling tidak mengenal
hubungan darah, koneksi atau kenalan, kedekatan orang dalam. Organisasi sehat
karena hubungan yang obyektif namun di sekolah negeri penuh dengan
subyektifitas. Bahkan isu affair dan perselingkungan sering mewarnai karena
kedekatan hubungan secara subyektif.
Bagaimana mungkin melakukan
pendidikan anti korupsi di sekolah yang penuh subyektifitas? Kita bisa membuat
peraturan agar siswa menulis pakta integritas di setiap kertas ulangan yang
dikerjakan. Namun sebagai guru dan warga sekolah seringkali tidak berdaya
menuruti kehendak managemen yang berujung ketidakjujuran. Komunitas pendidikan
anti korupsi harusnya merupakan komunitas yang jujur, terpercaya, obyektif
sehingga terhindar dari proses – proses subyektifitas yang menyebabkan sistem
yang rentan terjadinya korupsi. Kolusi dan nepotisme adalah jalan memudahkan
korupsi. Namun sebagai guru biasa mampukah kita menghapuskan pengaruh sistemik?
Tidak ada jalan keluar selain
kebijakan struktural yang terpusat yang membuat semua orang patuh dan tunduk
terhadap hukum. Penerapan sistem penilaian yang bersifat digital, managemen
keuangan yang digital menyangkut e budgeting pada Rencana Anggaran Kerja
Sekolah , e-bos, e-scholarship patut diseminasi dalam rangka mencegah bocornya
dana sekolah. Pengelolaan sumberdaya manusia yang online seperti sinaga, sinita
dan yang lain patut diacungi jempol krn telah diintroduksi pemerintah Jawa Tengah.
Managemen berbasis digital bukanlah
sesuatu yang paling tepat untuk menegakan transparansi yang mendorong sikap
jujur karena listrik, internet dan kondisi alam yang mempengaruhinya sulit
menjamin jaringan internet terhubung 100%. Namun upaya transparan dapat
dilakukan untuk mendukung sikap fairness. Kalau cuman pendidikan antikorupsi
dalam setiap mata pelajaran tanpa memperhatikan analisa sosial yang lebih luas
hanyalah upaya setengah hati untuk menegakkan keadilan. Korupsi, kolusi dan
nepotisme harus diberantas dengan cara sistemik, berkelanjutan dan pemilihan
pemimpin yang berkualitas secara menta, spiritual dan kemampuan adalah kunci
terselenggarakannya pendidikan antikorupsi di sekolah.
Sabtu, 13 Oktober 2018
PESONA WADUK CENGKLIK DESA NGAGOREJO
Desa Ngagorejo terletak di barat
Surakarta merupakan wilayah Kabupaten Boyolali yang timur memiliki daya tarik
wisata. Bayangkan betapa menarik kudapan dari Cengklik. Paling khas adalah
pecel ndeso dibawah pohon ringin yang gak pernah sepi pengunjung. Aneka
gorengan dan ikan goreng, tak lupa ikan bakar. Dibawah pohon beringin ditengah
terik matahari ataupun sore hari nikmat dengan teh gula batu atau kelapa muda
sirup dari gula jawa.
Selain
wisata kuliner, di waduk Cengklik ada wisata air berupa perahu yang
mengelilingi danau. Wisata air cukup murah satu keliling sebelah timur danau cukup
Rp.40.000 sampai timur – barat Rp.50.000 kalau mau dua kali keliling sampai Rp.80.000
sampai Rp.90.000.
Pemandangan
danau Cengklik yang indah dan udaranya bersih banyak menarik wisatawan lokal.
Tidak ada retribusi masuk, kecuali parkir motor atau mobil . Sayang sekali
potensi pemandangan yang indah sedikit terganggu dengan banyaknya eceng gondok.
Banyak usaha untuk melakukan usaha meminimalisasikan reproduksi eceng gondok
yang cepat, yaitu menggalangkan keterambilan eceng gondok dengan mengolahnya.
Pelajaran
sosiologi melalui pemberdayaan masyarakat lokal mengenalkan olahan dari eceng
gondok menjadi beberapa produk seperti pepes eceng gondok, eceng gondok menjadi
briket arang, eceng gondok menjadi pelet ikan dan eceng gondok menjadi pewarna
makanan alami kue tradisional seperti pukis.
Waduk
cengklik adalah alternatif wisata yang sangat direkkomendasikan untuk keluarga
selain murah dan indah banyak manfaat untuk paru – paru manusia karena udara
masih bersih dan sehat. Bersepeda ke waduk cengklik adalah sehat dan
menyenangkan. Kalau jalan-jalan ke Solo atau Yogyakarta mohon tidak lupa
berkunjung, mancing di waduk Cengklik ya!
Kamis, 11 Oktober 2018
Peran Pendidikan Meminimalisasi Kesenjangan Kota - Desa
Pembangunan
infrastruktur adalah entry point yang tepat bagi landasan pacu pembangunan
berkelanjutan. Tanpa infrastruktur yang baik sulit untuk merealisasikan
program-program pembangunan yang lain. Transportasi dan distribusi barang dan
jasa akan meningkatkan aliran sirkulasi uang ke desa. Artinya dibutuhkan
sirkulasi uang di desa lebih banyak untuk menjaga nafas perekonomian makin
lancar. Berdasarkan UU No 6/2014 tentang Desa mengarahkan pada pembangunan
untuk mencapai daya saing desa dan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur
diharapkan akan dapat diatasi dalam triwarsa pertama. Namun apakah Dana Desa
identik dengan pembangunan infrastruktur?
Tahun 2017 telah berhasil mencapai 21.423 km,
jembatan 103 km, tambatan perahu 986 unit, bangunan fisik PAUD 3.092 unit, prasarana
air bersih 42.209 unit, sumur 6.334 unit, MCK 22.049 unit, drainase 32.788
unit, posyandu 20.303 unit, polindes 2.568 unit, sarana olah raga 12.794 desa,
embung 881 unit, bangunan penahan tanah 13.660 unit, irigasi 12.829 unit, pasar
desa 4.161 unit, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada 19.921 desa.
Pembangunan tampak nyata karena infrastruktur adalah kondisi fisik yang mudah
dilihat dan diamati oleh mata telanjang kaum intelektual dan kaum awam. Namun
masih menyisakan pertanyaan apakah Dana Desa 2018 masih untuk infrastruktur?
Apakah bangunan fisik telah semua terpenuhi selama tri tahun pertama? Bagaimana
dengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang sangat penting karena merupakan
aktor pembangunan ? Sudahkah Dana Desa melibatkan semua warga dan semua pihak?
Sejauh mana Dana Desa dirasakan oleh semua pihak dan semua warga? Apakah
pemanfaatan Dana Desa telah mengakomodasi kebutuhan kelompok marginal seperti
perempuan, lansia, kaum difabel dan memenuhi unsur keadilan sosial?
Rembug Desa
Partisipasi semua pihak sangat dibutuhkan dalam
rembug desa namun apakah dalam rembug desa telah mewakili semua unsur dalam
masyarakat. Keadilan sosial adalah kondisi yang ingin dicapai dalam pembangunan
cukup sulit menstimulasi sebuah ide dan inspirasi dari warga karena
keterbatasan kapasitas dan pengalaman apalagi jika terjerat pada konflik
kepentingan antar kelompok. Manfaat dana desa sangat dirasakan selama 3 tahun
pertama secara nyata karena pembangunan fisik masih belum merata dirasakan oleh
seluruh warga desa karena prosedur alokasi biaya harus dimulai dari rembug
desa.
Adalah sebuah masalah apabila masalah riil desa tidak
dimunculkan atau tidak dapat diangkat dalam rembug desa. Efisiensi dan
efektifitas rembug desa menjadi sangat urgen bagi perencanaan program dana
desa. Bagaimana sebaiknya rembug desa dilakukan supaya dapat menggali masalah
secara riil?
Ada dua cara yang dapat ditawarkan untuk dapat
mengatasi agar masalah riil desa dapat dimunculkan dan meningkatkan
kebermanfaatkan dana desa yaitu :
1. Informasi rembug desa secara umum, luas dan online
2.Invitasi meliputi semua warga, lsm, wartawan dan
pemerhati
3.Diperlukan fasilitator/pemimpin rembug desa yang
independen
4.Hasil rembug desa diumumkan di media masa untuk
kontrol dan evaluasi
Ide dasarnya adalah informasi undangan yang seharusnya untuk semua warga
hanya diberikaan kepada orang – orang tertentu berdasarkan kehendak aparat
desa. Banyak warga terutama stakeholder desa yang penting seperti sekolah, lsm,
hanya diwakili oleh orang yang tidak memahami masalah desa. Ataupun diundang
hanya dimintai persetujuan atas rancangan pembangunan dana desa yang telah ada
dan dibuat oleh perangkat desa. Rembug desa seperti formalitas untuk ajang
silahturahmi antar para kolega satu desa bukan debat dan diskusi untuk
mempertajam masalah. Sehingga dalam rembug desa banyak masalah desa riil yang
tidak dapat dimunculkan dan diselesaikan masalahnya oleh pihak desa.
Oleh sebab itu peserta
informasi rembug desa, peserta harus mewakili semua unsur dan yang penting
melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah, lsm, aktifis, wartawan dan
pemerhati masalah desa, dan informasi disebarluaskan secara online sehingga
memungkinkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Dana desa adalah amanah yang
harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan seefisien mungkin sehingga evaluasi dan
monitoring harus dua arah. Sehingga dana desa yang bersumber dari APBN yang
notabene uang rakyat dapat digunakan untuk membangun mempersempit kesenjangan
antara kota dan desa.
Kapasitas Desa
Kapasitas desa adalah
kemampuan desa yang berupa sumber daya alam, sumber daya manusia dan wilayah
atau area. Ruang lingkup desa dari wilayah dan yang ada didalamnya perlu
mendapatkan sentuhan dana desa dengan memperhatikan keberpihakan kepada
kebutuhan yang harus segera atau urgent sifatnya harus diatasi, ataukah
kebutuhan strategis yang sifatnya memenuhi kebutuhan jangka panjang.
Masalahnya adalaah
dalam rembug desa jarang warga bertitik tolak dari kapasitas desa, kebutuhan
praktis dan strategis biasanya hanya dari keinginan. Repotnya keinginan orang –
orang tertentu yang tidak mewakili memecahkan masalah desa.
Agar supaya berfikir
atas titik tolak yang sama maka perlu diadakan rembug desa yang distimulasi
oleh kebutuhan dan ketersediaan desa. Teknik yang ditawarkan adalah FGD (
Foccused grup discussion ) yang terpimpin dan terstruktur dengan cara tertentu.
Beberapa teknik yang dapat dipakai adalah :
1.Problem Tree/Pohon masalah
Teknik ini
diperkenalkan oleh metode participatory rural appraisal yang lama dipakai oleh
lsm atau peneliti sosial. Intinya pohon terdiri dari akar, pohon dan dahan daun
yang rimbun. Akar pohon adalah hasil dari uraian masalah dari sebab seluruh
masalah yang timbul pada dahan dan ranting daun masalah. Akar masalah adalah
sebab dari masalah desa yang jika diselesaikan akan secara simultan mengatasi
masalah – masalah lain. Jadi langkah pertama adalah menginventaris masalah
sosial, lalu dibreakdown ke sebab masalah dicari sampai akar masalah ketemu.
2.Causa impact analysis
Teknik causa impact
analysis adalah analisa sebab akibat dari suatu masalah. Causa impact digunakan
juga oleh lsm, peneliti masyarakat untuk mencari tahu kejelasan dan memberikan
edukasi kepada warga untuk terlibat dan melibatkan diri dalam forum rembug desa
sehingga akan muncul program yang bersumber dari memecahlan masalah.
Keterlibatan warga secara langsung dalam menggunakan teknik – teknik seperti
problem tree dan causa impact analysis akan menumbuhkan semangat kebersamaan
dan kepedulian dan ikut memiliki program – program dana desa sehingga
diharapkan evaluasi dan monitoring bersifat melekat. Ini selain menambah gairah
semangat gotong royong dan meningkatkan semarak kerja bangun desa.
Problem tree dan causa
impact analysis adalah teknik yang ditawarkan untuk memaksimalkan peran serta
warga serta cara yang patut dicoba untuk melakukan pemberdayaan bertitik tolak
pada kapasitas desa dan pemberdayaan warga desa.
Kesenjangan Kota – Desa
Kota adalah wilayah yang bercirikan gedung menjulang tinggi, sarana
transportasi yang lengkap, mall, supermarket dan cafe serta penuh dengan tempat
usaha. Jalan – jalan layak dilewati kendaraan maupun ramai dengan kerumunan
orang, perumahan padat dan penduduk yang banyak. Intinya Kota adalah wilayah
yang sarana dan prasaranya bagus tertata dan dikelola dengan cerdas sehingga
penggunaan mesin dan teknologi tidak asing. Daya tarik kota adalah ketersediaan
fasilitas, sarana dan prasarana, serta pemukiman padat, lapangan pekerjaan yang
luas karena banyak manufaktur. Interaksi sosial yang dibangun berdasarkan
hubungan struktural dan hubungan kerja yang bersifat mekanik.
Emile Durkheim adalah
sosiolog yang hidup abad 20 yang mengidentifikasi solidaritas ada dua yaitu
solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas organik adalah
masyarakat yang diikat oleh hubungan sosial yang dilandasi ikatan yang bersifat
struktural, memiliki ikatan yang formal, sekunder dan memiliki standar hubungan
kerja. Sedangkan hubungan sosial yang diikat hubungan batin, emosional, dan
kedekatan batin dan kekeluargaan. Hubungan yang diikat oleh hubungan emosional disebut
solidaritas mekanik.Solidaritas organik identik dengan kota, sedangkan
solidaritas mekanik diasosiasikan dengan desa.
Selain bangunan fisik,
sarana dan prasarana, solidaritas yang berbeda kota dan desa dalam
perkembangannya memiliki kemiripan seperti listrik semua telah adaa dari kota
ke pelosok desa, jalan infrastruktur telah dibangun dan mudah diakses oleh
jalur desa – kota maupun antar kota. Hampir semua pelosok desa-kota ada
supermarket modern ada indomart selalu hadir alfamart. Pertumbuhan ekonomi
kota-desa semakin semarak, oleh sebab itu jarak kota dengan desa semakin
sempit. Kemiripan kota desa akan menunjukkan pembangunan semakin merata. Oleh
sebab itu wajib ada internet masuk desa agar semakin mempersempit atau
memperpendek jarak kota desa.
Teknologi komunikasi
sangat penting bagi menumbuhkembangkan gairah ekonomi dan semarak usaha
kreaktif kaum muda. Oleh sebab itu internet masuk desa adalah program
selanjutnya setelah sarana prasarana infrastruktur yang akan menyemarakkan
gairah usaha kreaktif kaum muda yang mengelola limbah.Contoh limbah dari desa
Donohudan, Giriroto dari kecamatan Ngemplak dari usaha meubel, pion, sangkar
burung berupa limbah kayu dikelola diolah kembali menjadi souvenir miniatur
kayu. Hasil kerajinan olah limbah kayu akan lebih tinggi harganya apabila
pengrajin mengenal branding dan disosialisasikan di media sosial yang sangat
efektif untuk menjaring pembeli dari kalangan pengagum karya seni. Sehingga
dapat menjual dengan harga tinggi.
Kamis, 20 September 2018
Atasi Pendidikan Stunting
Rotasi
guru dan kepala sekolah yang akhir – akhir ini menjadi perbincangan hangat di
kalangan pegawai negeri sipil yang berprofesi guru atau kepala sekolah. Konon
kabarnya setelah sistem zonasi yang diimplementasikan untuk mengatasi
kesenjangan pendidikan, akan ada sistem rotasi agar tenaga pendidik yang
memiliki kemampuan bisa tersebar di seluruh Indonesia dan menginfeksi kemajuan
pendidikan. Beberapa media sosial telah hangat memperbincangkan hal tersebut.
Sebut saja media sosial kesharlindung.dikmen tempat media komunikasi
kemendikbud dengan guru – guru di jenjang pendidikan menengah di facebook yang
ramai tentang zonasi. Pro dan kontra adalah hal biasa karena rotasi ini akan
dilakukan untuk memeratakan kemajuan pendidikan Indonesia.
Sistem zonasi sudah dilaksanakan
menurut pendapat penulis kebijakan ini akan menghilangkan hegemoni sekolah
favorit karena penjaringan siswa berdasarkan lokasi tempat tinggal mengganti
penjaringan nilai dan berprestasi. Kebijakan zonasi bagi sebagian masyarakat
menghalangi hak untuk memilih sekolah kesukaannya namun sistem ini dalam jangka
menengah dapat menggairahkan pendidikan di semua sekolah hingga pelosok. Idealnya
sekolah dekat lokasi tempat tinggal untuk memudahkan koordinasi dan kontrol
orang tua terhadap siswa. Sekolah favorit biasanya mendapatkan siswa terbaik
jadi mengeluh karena harus menerima murid biasa-biasa saja yang lokasi tempat tinggalnya
dekat.
Keprihatinan terhadap pendidikan
Indonesia sudah lama menjadi perbincangan hangat dalam media sosial ataupun
cetak, bahkan berbagai wacana di gelorakan untuk mencetak anak bangsa yang
berkarakter dan berdaya saing. Maklum sejak merdeka 1945 sampai sekarang (2018)
Indonesia masih melekat dengan predikat negara berkembang. Negara mengalami
stunting ( meminjam istilah pertumbuhan anak yang kerdil akibat kurang asupan
gizi ). Indonesia peringkat ke -5 se Asia Tenggara anak – anak dan balita mengalami
stunting. Kondisi anak Indonesia dan bangsanya kurang lebih sama. Setelah 73
tahun merdeka tidak juga menjadi negara maju.Ibarat balita tidak juga tumbuh
tinggi, sehat dan dewasa.
Sikap politik menjelang pemilu penuh
caci maki di media sosial, banyak kasus KKN tetap tidak bisa diungkap,
pelanggaran terhadap hak asasi manusia sering terjadi di masyarakat seakan –
akan trauma akibat serentetan peristiwa dehumanisasi tidak menyadarkan
masyarakat pentingnya toleransi dan solidaritas antar suku, agama dan golongan.
Radikalisme dan intoleransi semakin marak sebagai kuda tunggang calon pemimpin
bangsa. Pendidikan tidak bisa menuntaskan persoalan Guru Tidak Tetap yang tiap
tahun diangkat namun penambahannya meningkat secara agregat. Praktek kolusi
sulit dilepaskan dari sekolah – sekolah. Belum lagi senioritas, peminggiran,
dan campur tangan partai politik yang membuat guru tidak bisa tumbuh sesuai
bakat dan kemampuannya.
Pendidikan mengalami stunting
diakibatkan karena akses, peluang, kesempatan tidak diberikan secara merata.
Kebijakan pendidikan populis namun ada ketidakadilan dalam prakteknya. Adanya
sekolah favorit seperti mengkotakan guru berprestasi atau tidak dilihat dari
fasilitas dan kemudahan yang didapat kadangkala pelatihan, workshop diberikan pada
guru – guru yang tidak sesuai dengan mata pelajarannya mungkin karena
senioritas tidak memandang kebutuhan. Ada nilai ukg namun tidak digunakan
sebagai pedoman untuk memberikan kesempatan sebagai instruktur karena kurang
senior. Senioritas diukur dari lamanya masa mengajar bukan prestasi atau
kinerja. Ada absensi namun tidak pernah dijadikan ukuran obyektif tentang
prestasi karena kedekatan emosional adalah pedoman yang disepakati secara
komunal. Stunting juga dialami oleh para guru di daerah terdepan, terluar,
terbelakang karena kondisi alam dan perkembangan desentralisasi yang tidak
efektif.
Untuk mengatasi stunting pemerintah
punya program sertifikasi guru bagi guru yang memenuhi kriteria. Namun demikian
hasil dari sertifikasi guru belum menampakkan hasil, paling tidak itulah
pendapat Ibu Sri Mulyani yang mengatakan di Jakarta tentang guru sertifikasi
yang tidak mengajar dan yang mengajar guru tidak tetapnya. Pendapat Ibu Sri
Mulyani sempat viral dan jadi perbincangan hangat bagi sebagian guru bersertifikasi
yang memiliki dedikasi dan integritas pada profesinya. Pendapat Ibu Sri Mulyani
mungkin berdasarkan data yang pernah ditemukannya, namun demikian patut dicatat
bahwa data tersebut tidak berlaku bagi semua guru. Ada pula sekolah yang
memberikan akses seluasnya bagi kolusi dengan meminggirkan posisi guru aparatur
sipil negara dan memberikan peran yang penting bagi guru tidak tetap karena
hubungan emosional, hubungan darah, dan campur tangan partai politik yang
menang. Beberapa sekolah keberadaan GTT tidak obyektif.
Gizi
Seimbang
Layaknya anak yang mengalami stunting
yang butuh gizi seimbang, maka pendidikan Indonesia membutuhkan kebijakan yang
adil dan moderat. Kebijakan yang adil dan moderat sesuai dengan prinsip budaya
kerja kementrian pendidikan dan kebudayaan yang memiliki integritas, kreaktif,
inovatif, inisiatif, pembelajar, menjunjung meritrokasi, terlibat aktif dan
tanpa pamrih.
Gizi yang seimbang yang diusulkan
untuk mendongkrak pertumbuhan dan kemajuan pendidikan Indonesia adalah sebagai
berikut :
Tunjangan
Sertifikasi.Seleksi tunjangan sertifikasi diberikan kepada semua level guru
tanpa kecuali di seluruh pelosok Indonesia dengan mempertimbangkan kemampuan
akademik, prestasi pertahun yang bisa dimonitor melalui pengajuan angka kredit
pertahun, absensi, kreasi, inovasi dan pelayanan terhadap daerah yang terluar,
terisolasi mendapatkan poin dua kali daripada guru yang akses rumah dan tempat
kerjanya dekat. Pertimbangan khusus untuk guru sekolah inklusi dan terisolir.
Perluas
Akses. Akses belajar ke luar negeri atau dalam negeri diperluas untuk menambah
wawasan dan semangat para guru dan kepala sekolah. Sistem kompetisi yang adil
dan merata akan menunjang proses asupan gizi bagi semangat dan motivasi kerja.
Kontrol
bi-sistem manual dan e-controling. Kebijakan ini diimplementasikan melalui dua
cara dengan melihat lokasi dan keterjangkauan internet. Finger print adalah
salah satu e-controling, sistem GTK dan dapodik, biodata ASN yang berbasis
internet yang memuat semua sejarah, profil, karya inovatif, prestasi lain untuk
setiap tahun diperbaharui. Sistem manual juga penting agar supaya pengawasan
melekat dari rekan sejawat dan pemimpin efektif untuk menilai kinerja. Supaya
penghargaan diberikan pada guru yang berhak.
Hapuskan
dominasi di sekolah oleh elit. Tidak menjadi rahasia bagi guru bahwa di sekolah
ada elit guru. Siapakah yang disebut elit. Elit sekolah adalah pengelola
sekolah mayoritas sekolah di Indonesia dikuasai elit, tentu saja tidak semua
sekolah. Elit sekolah akan mendominasi proyek, keputusan dan kebijakan,
biasanya ditandai oleh banyaknya Surat Keputusan ( SK ) yang bernilai rupiah
atau berhonor. Biasanya wakil kepala sekolah bergantian selama dua periode.
Namun ada sekolah yang sejak awal berdiri tidak pernah ganti wakil kepala
sekolahnya, atau hanya bergeser dari kesiswaan, kurikulum, sarana dan prasarana
dan humas bahkan asistennya juga akan tetap asisten sampai menjelang pensiun.
Sehingga dominasi ini menghilangkan kesempatan belajar, pengalaman kerja yang
beragam bahkan peminggiran ini membuat lemah dan tidak termotivasi kerja.
Sengaja dilemahkan. Maka sistem rotasi sangat penting bagi elit sekolah supaya
meningkatkan asupan gizi bagi semua guru. Biar sehat dan tetap semangat.
Perbanyak
lomba guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan inisiatif, kreaktifitas dan
inovasi.Meritrokasi.
Menjunjung tinggi budaya adil memberikan penghargaan bagi guru dan kepala
sekolah sesuai prestasinya. Keadilan harus menjadi ukuran yang dapat dilihat
publik yaitu melalui proses penilaian yang bisa dipantai secara digital dan
oleh siapa saja pengambil kebijakan sehingga menghindari bias dan dominasi,
hegemoni yang selama ini dirasakan para guru yang melemahkan semangat dan
motivasi kerja.
Sistem
pemberian honor dan proyek fisik harus dilakukan secara transparan dan
mengandung prinsip-prinsip akuntabilitas, fairness, adil, jujur dengan
memberlakukan e- planning, e-budgeting pada anggaran sekolah dan implementasi
pelaksanaan program. E budgeting yang melibatkan publik akan menghindari resiko
dominasi, penyelewengan terhadap penggunaan sumber dana – dana.
Semua
asupan gizi seperti : tunjangan sertifikasi, perluas akses, kontrol bi-sistem
manual dan digital, hapuskan dominasi elit sekolah, perbanyak ajang lomba,
menegakkan meritrokasi dan anggaran sekolah yang menggunakan fasilitas
e-budgeting merupakan usaha – usaha untuk memulihkan kondisi stunting supaya
pendidikan di Indonesia bertumbuh keluar dari kondisi stunting.
Sabtu, 11 Agustus 2018
Hak
Anak dan Reproduksi
Sebagai makhluk sosial dan individu, manusia
memiliki yang yang hakiki hak tersebut lebih dikenal dengan hak asasi. Hak
asasi melekat ke setiap individu mulai dari lahir hingga meninggal karena
anugerah sebagai ciptaanNYA. Hak tersebut diperinci menjadi beberapa hak,
beberapa hak yang menjadi turunan hak asasi adalah hak anak dan hak seksual.
Kedua hak tersebut sering diperbincangkan di Indonesia, akan tetapi lebih
banyak dalam forum masing-masing.
Hak anak disosialisasikan sejak dini
akan lebih baik agar semua pihak dapat melindungi dan mendukung. Hak anak
merupakan hak yang dimiliki oleh semua anak sejak didalam kandungan (usia 0-18
tahun). Konvensi Hak Anak (KHA) yang merupakan perjanjian Negara-negara didunia
termasuk Indonesia yang diratifikasi ke dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak. KHA memiliki 4 prinsip, yaitu non diskriminasi, kepentingan
terbaik bagi anak, jaminan hidup dan partisipasi anak. 4 prinsip tersebut dalam
undang-undang perlindungan anak diratifikasi sejak tahun 1984 dan secara garis
besar menjadi 4 hak anak, yaitu :
1. Hak Hidup
2. Hak Tumbuh-Kembang
3. Hak Perlindungan
4. Hak Partisipasi
2. Hak Tumbuh-Kembang
3. Hak Perlindungan
4. Hak Partisipasi
Hak-hak tersebut harus diberikan oleh negara,
orang tua, maupun masyarakat sekitar anak anak berada. Pelanggaran terhadap
hak-hak tersebut bisa dikenakan sanksi pidana bagi siapapun. Selain hak anak,
hak reproduksi juga menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hak reproduksi yang
dihasilkan dari ICPD pada tahun 1994 menjamin setiap individu memiliki hak-hak
yang berkaian dengan kesehatan reproduksi dan kehidupan seksualnya. Hak seksual
dituangkan dalam 12 poin :
1. Hak untuk hidup
2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan
3. Hak kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi
4. Hak atas kerahasiaan pribadi
5. Hak atas kebebasan berfikir
6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan
7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan keluarga
8. Hak untuk memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan waktu memiliki anak
9. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan
10. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan
3. Hak kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi
4. Hak atas kerahasiaan pribadi
5. Hak atas kebebasan berfikir
6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan
7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan keluarga
8. Hak untuk memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan waktu memiliki anak
9. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan
10. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
Selain 12 hak reproduksi tersebut, ada hak reproduksi khusus untuk
remaja. 5 Hak remaja ini mengakomodasi managemen diri remaja yang dipengaruhi
oleh kondisi masa transisi dari anak ke dewasa yang mengalami banyak perubahan.
Hak - Hak tersebut adalah :
1. Hak menjadi diri sendiri
2. Hak mendapatkan informasi
3. Hak dilindungi dan melindungi diri sendiri
4. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan
5. Hak dilibatkan
1. Hak menjadi diri sendiri
2. Hak mendapatkan informasi
3. Hak dilindungi dan melindungi diri sendiri
4. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan
5. Hak dilibatkan
Hak anak dan hak kesehatan merupakan
bagian dari hak asasi manusia yang harus dipenuhi oleh Negara. Pemenuhan
hak-hak tersebut di Indonesia masih menemui kendala, salah satu kendala adalah
masih tumpang tindihnya kebijakan-kebijakan pemerintah. Undang-undang kesehatan
mengkategorikan anak adalah usia 0-18 tahun, sehingga pada usia tersebut
dilindungi dengan UU perlindungan anak. Dalam kebijakan lain, UU Perkawinan
menyebutkan batas usia untuk seseorang melakukan perkawinan adalah 16 tahun
untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki. Tentu kedua undang-undang tersebut
saling bertolak belakang. Satu sisi UU Kesehatan menjamin hak kesehatan, akan
tetapi UU Perkawinan memberikan ruang untuk terjadinya pelanggaran hak anak
maupun hak reproduksi terutama pada perempuan.
Rencanakan Masa Depan
Sosialisasi hak
hak anak dan hak reproduksi diharapkan disosialisasikan simultan dan saling
mendukung antara sekolah, keluarga, masyarakat bersama-sama secara intensif dan
komprehensif. Karena biasanya pelaku kekerasan anak adalah orang – orang
terdekatnya. Disamping itu UU Perkawinan tampak bertentangan dengan hak anak
maka untuk menguatkan perlindungan di lingkar inti sosialisasi hak anak lebih
didahulukan agar dapat menjamin hak reproduksi dan meningkatkan mutu generasi
berikutnya.
Sosialisasi hak
anak dan hak reproduksi sejak dini kepada seluruh lembaga pendidikan, lembaga
pemerintah dan stakeholder yang lain untuk memastikan semua pihak melindungi
dan melibatkan anak dalam setiap keputusan yang berhubungan dengan anak-anak.
Seperti dalam pembuatan program sekolah yang pemanfaatnya adalah para siswa
maka diamanatkan untuk melibatkan aspirasi anak sebagai pemanfaat program untuk
mengemukakan pendapat dan berpartisipasi di dalamnya.
Hak reproduksi
diharapkan dapat menguatkan para remaja agar mengambil keputusan menikah
setelah siap dalam hal finansial, fisik sehingga dapat merencanakan sebaik
mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk menekan jumlah pernikahan dini dan keluarga
muda yang kurang persiapan. Karena dalam generasi muda yang kuat, dan keluarga
bahagia sehat saja negara dapat membangun dengan baik. Mari siapkan masa depan
sebaik mungkin, berpartisipasilah dan merencanakan masa depan sejak dini!
Rabu, 06 Juni 2018
Minggu, 22 Oktober 2017
Lawan Hoax dengan Aksi Nyata
Publik
seringkali dibuat gaduh oleh berita – berita yang tidak benar (hoax) bersifat
tendensius yang bersumber dari suhu politik yang meninggi, persaingan bisnis atau
persaingan individu atau kelompok yang penuh konflik interest. Sayangnya berita
hoax bak peluru yang membombardir kehidupan masyarakat, mengarah pada memobilisasi
massa untuk melakukan tindakan – tindakan yang diinginkan pembuat berita hoax.
Akibatnya tujuan pemberitaan hoax berhasil menembus ruang nyata kehidupan masyarakat.
Hal ini mengundang banyak keprihatinan karena membuktikan betapa rentan pertahanan
masyarakat terhadap pengaruh hoax yang merugikan kepentingan umum membahayakan
persatuan dan kesatuan Indonesia.
Sebagai pendidik kita cukup prihatin
dengan maraknya ujaran kebencian yang telah diproses secara hukum. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa hoax berpotensi untuk melakukan tindakan kriminal. Kenyataan rentannya pertahanan masyarakat
menunjukkan rendahnya intelektual yang mudah dihegemoni kepentingan tertentu. Pendidikan
tidak membekali masyarakat akan pengetahuan yang benar atau proses itu
terlewatkan karena derasnya arus internet yang mendunia. Masyarakat membutuhkan
edukasi yang kontruks untuk membangun pemahaman yang benar. Bisa jadi
mobilisasi yang menembus kehidupan nyata bersumber dari ketidaktahuan atau
gagalnya proses transformasi pengetahuan. Kegagalan transformasi harus diatasi
melalui aksi nyata. Mengembalikan masyarakat kedalam kehidupan nyata menjauhkan
atau meminimalisasikan pengaruh buruk dunia maya yang menyeret masyarakat
kedalam kondisi ‘dingin’ terhadap pengetahuan yang benar, tidak kritis, jauh
dari skeptis dan obyektif yang cenderung
mengarah pada posisi ketidaktahuan. Bongkahan es ketidaktahuan dalam struktur
kognitif harus dipecah melalui aksi-aksi yang penuh semangat untuk mengisi
kehidupan nyata. Supaya kita tidak terjebak pada dua dunia, maya dan nyata.
Mengetahui sebuah berita hoax atau
bukan yang beredar di media sosial, whattshap atau kelompok chatting dapat
dilakukan melalui beberapa teknik yaitu pertama, melalui crosscheck siapa
pembuat berita, jika pembuat berita tidak kompeten atau pihak yang tidak resmi
maka dimungkinkan hoax. Kedua, periksa asal berita atau asal alamat url atau
situsnya, jika alamat situs individu bukan resmi dimungkinkan pendapat pribadi
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ketiga, check isi berita bombastik atau jika
sangat provokatif dimungkinkan hoax. Selidiki ada penanda khusus berita
tendensius yaitu jika ada kata sebarkan, viralkan, bagikan. Keempat teknik
identifikasi gambar dengan cara check foto melalui google image apakah ada
rekayasa atau tidak.
Aksi Nyata melalui Pembelajaran
bermakna ( meaningfull learning )
Bentuk perlawanan bagi pendidik
adalah pembelajaran bermakna. Menurut
David Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi pertama berhubungan
dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui
penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara
bagaimana mengaitkan informasi itu pada
struktur kognitif yang telah ada. Struktur utama ialah fakta, konsep, dan
generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Apabila hanya
mengingat saja atau hafalan akan tidak bermakna dan tidak membangun pengetahuan
sendiri. Yang mengakibatkan peserta didik tidak dapat mengetahui kebenaran yang
sesungguhnya. Melatih siswa berfikir konstruk untuk selalu menghubungkan dengan
struktur kognitif yang sudah ada dapat meningkatkan kebermaknaan sebuah materi.
Materi
multikulturalisme, pendidikan moral bangsa telah dipelajari oleh siswa sejak
dini namun berita hoax mampu menembusnya. Ini artinya bahwa pengetahuan para
peserta didik tentang materi yang bermuatan nilai, moral bangsa tidak bermakna
sehingga tidak terinternalisasi dalam struktur kognitif siswa atau mungkin
hanya hafalan. Sehingga mudah digoyahkan dan dimobilisasi berita hoax.
Pembelajaran bermakna menuntut para guru untuk memperhatikan sikap dan gaya
belajar yang inspiratif dan demokratis, penyampaian materi yang dihubungkan
dengan realitas sosial lingkungan hidup siswa, menggunakan strategi dan metode belajar
yang partisipatif, penggunaan media belajar yang sesuai, mampu mengkaitkan
materi dengan pengetahuan siswa. Hal ini menuntut guru menggali apa yang
dialami siswa baik di dunia maya atau nyata, yang bersifat kekinian.
Pembelajaran
bermakna dapat dirangsang melalui pertanyaan – pertanyaan yang bersifat HOT (
high order thingking ) yang pengetahunnya tidaka tertulis di buku pada akhirnya
yang mendorong para siwa berfikir untuk membangun pengetahuannya dan mengaitkan
dengan struktur kognitif yang ada. Pengetahuan struktur yang berkenaan dengan
stimulus yang mampu direkam melalui mata, telinga, penciuman, mulut dan
kulitnya berkenaan dengan lingkungan hidup yang dialami sehari-hari. Proses
membangun pengetahuan yang distimulasi oleh kondisi riil akan sangat sulit
dilupakan karena berhubungan erat dan memiliki makna bagi siswa. Hal ini juga
melatih sikap kritis, skeptis dan obyektif yang tidak mudah digoyahkan dengan
hoax.
Aksi Nyata Pembiasaan hidup
Pembiasaan hidup adalah perilaku
yang dilakukan berulang-ulang sehingga mampu membentuk karakter, reaksi reflek
sebagai cermin tertanamnya nilai-nilai moral yang diinginkan. Sikap malas,
apatis, pesimis, budaya instan adalah sikap remaja kekinian yang dipengaruhi
oleh teknologi, kecangihan komunikasi yang mudah dan mendunia yang seolah olah
mewakili kehidupan nyata dan alam berfikir manusia. Pengaruh internet yang kuat
mendorong perubahan pola interaksi sosial dan cara merespon sesuatu. Hal ini
jika tidak disadari akan mendorong kita kedalam dunia maya dan mengalami
keterasingan dalam dunia nyata. Lebih menakutkan lagi fenomena ini mendorong
lahirnya generasi idiot.
Proses antisipasi dengan aksi nyata
yang pertama dalah gerakan revolusi mental di sekolah seperti gerakan 1821
adalah sebuah himbauan dari pihak sekolah yang menuntut orang tua dan
masyarakat memonitoring selama 3 jam dari pukul 18.00 sampai dengan 21.00
memberlakukan jam belajar tanpa terkoneksi televisi dan smartphone. Gerakan
revolusi mental sangat membutuhkan dukungan orangtua dan masyarakat setempat
untuk terus – menerus mengingatkan putra-putrinya untuk tidak terkoneksi dengan
berbagai jenis media. Fokus pada membaca dan belajar serta ibadah. Upaya ini
dilakukan setelah pulang sekolah untuk merebut kembali kehidupan kaum muda
kedalam kehidupan nyata.
Aksi lawan hoax kedua adalah gerakan
cinta lingkungan adalah sebuah upaya yang meliputi aktifitas nyata dari
menanam, membuang sampah pada tempatnya, memisahkan sampah, mengelola sampah
dan daur ulang sampah agar bermanfaat. Gerakan cinta lingkungan menuntut
kerjasama sekolah, keluarga dan masyarakat untuk saling mengingatkan selalu
terus – menerus melakukan pekerjaan seperti membuang sampah pada tempatnya,
hidup bersih, memisahkan sampah organik dan anorganik, menggolah sampah agar
dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali, menanam dan merawat tanaman.
Aksi lawan hoax melalui gerakan 1821
dan cinta lingkungan melibatkan sekolah, keluarga dan guru untuk terus-menerus
melakukan kegiatan nyata membatasi pergaulan dalam dunia maya mengembalikan kesadaran
masyarakat kedalam kehidupan yang lebih bermakna membangun kesadaran batas maya
dan nyata. Sehingga memiliki pertahanan terhadap berita hoax.Resistensi
terhadap berita hoax dianggap mampu untuk membangun kondisi yang harmonis sikap
positif dan memperbaiki interaksi sosial dan alam pikiran yang ‘dingin’
terhadap pengetahuan yang benar.
Sinergis
Mengidentifikasi berita hoax,
mengetahui kebenaran, memecah bongkahan es ketidaktahuan dengan pembelajaran
bermakna, melawan hoax dengan aksi 1821 dan cinta lingkungan adalah upaya kerja
bersama-sama antara pihak sekolah, keluarga dan masyarakat. Aktifitas nyata
tersebut menuntut kerja yang bersifat sinergis saling dukung demi terlaksananya
upaya mengembalikan kesadaran masyarakat terhadap ancaman berita hoax. Tentu
saja upaya kerja bersama merebut kembali kesadaran kritis masyarakat adalah hal
yang mustahil dilakukan jika pihak – pihak yang terkait lemah dalam
memonitoring aktifitas pembiasaan hidup yang diidealkan. Oleh sebab itu
mempengaruhi ketiga pihak supaya sinergis harus dilakukan dengan penuh
semangat. Kata orang Jepang Ganbatte Kudasai kerja yang penuh semangat demi
mewujudkan cita-cita atau suatu kondisi bebas hoax.
Kampanye terus – menerus di kelas,
sekolah, keluarga, masyarakat, media masa, dan literasi digital diharapkan
mendorong banyak pihak untuk selalu mengkritisi setiap berita yang dibaca. Kita
tidak dapat menolak pesatnya teknologi komunikasi yang mendunia namun kita bisa
menepis pengaruh negatifnya. Yaitu melalui bekerjasama dengan pihak – pihak
terkait yang efektif untuk mencapai masyarakat yang kondusif bagi pembangunan
yang nyata. Tetap semangat dan terus kerja lawan hoax dengan aksi nyata!
Selasa, 18 Juli 2017
Post Test
Kirim jawaban ke email : buharyort3@gmail.com
Soal Uraian
Jawab :
Jawab :
Jawab :
4. Disintegrasi dapat berwujud pergolakan daerah, aksi protes, demonstrasi, kenakalan remaja dan tindak kriminal. Tuliskan 2 contoh masing-masing!
5. Apa yang dimaksud dengan kejahatan "Kerah Putih" (white collar crime) ?
Jawab :
Jawab :
7. Jika anda adalah pengamat politik, bagaimana cara anda menyikapi para tokoh politik yang cenderung saling berkonflik?
Jawab:
Jawab :
9. Pada masyarakat majemuk, potensi konflik sangat
besar. Sikap apa yang harus dikembangkan agar dapat terwujud kesinambungan
bangsa dan negara ?
Jawab :
10. Sebagai warga masyarakat yang peduli dengan kedamaian dan ketentraman, bagaimana pendapat anda terhadap terjadinya konflik antaretnis di Indonesia?
Jawab :
Soal Uraian
1. Apa saja contoh nyata perubahan
sosial?
Jawab :
2. Apa alasan masyarakat mau
menerima perubahan ?
Jawab :
3. Gambarkan dan beri contoh bahwa
suatu penemuan baru dapat mengakibatkan perubahan dibidang-bidang lain!
Jawab :
4. Disintegrasi dapat berwujud pergolakan daerah, aksi protes, demonstrasi, kenakalan remaja dan tindak kriminal. Tuliskan 2 contoh masing-masing!
Jawab :
5. Apa yang dimaksud dengan kejahatan "Kerah Putih" (white collar crime) ?
Jawab :
6. Bagaimana cara menanggulangi
kenakalan remaja yang sekarang ini cenderung mengarah ke tindak kriminal ?
Jawab :
7. Jika anda adalah pengamat politik, bagaimana cara anda menyikapi para tokoh politik yang cenderung saling berkonflik?
Jawab:
8. Jika anda seseorang yang
mempunyai kedudukan, bagaimana cara anda menyelesaikan masalah-masalah anda ttg
disintegrasi?
Jawab :
Jawab :
10. Sebagai warga masyarakat yang peduli dengan kedamaian dan ketentraman, bagaimana pendapat anda terhadap terjadinya konflik antaretnis di Indonesia?
Jawab :
Langganan:
Postingan (Atom)
PESONA WADUK CENGKLIK DESA NGAGOREJO
Materi K 13 Kelas XII PERUBAHAN SOSIAL Ada istilah di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah sewaktu waktu o...
-
KONEKSI ANTAR MATERI COACHING Ari Tri Noeryanti Materi coaching dipelajari pada modul 2.3. Modul ini mempelajari tentang coaching. Pem...
-
Asyiknya Belajar Sosiologi Hanna Ari Tri Noeryanti, S.Sos Sosiologi tampak masih asing di literasi masyarakat awam mes...
-
Hak Anak dan Reproduksi Sebagai makhluk sosial dan individu, manusia memiliki yang yang hakiki hak tersebut lebih dikenal dengan ha...