Kamis, 18 Mei 2017

Briket Abu Kayu untuk Pengrajin Tahu (Sumber Energi Alternatif)








Kayu bakar masih menjadi sumber energi primadona bagi pengrajin usaha kecil dan menengah di pedesaan. Harga kayu bakar masih relatif murah daripada sumber energi seperti gas LPG dan minyak tanah. Seiring dengan pengembangan wilayah penduduk jumlah lahan untuk menanam kayu bakar semakin lama menyempit. Konsumen kayu bakar semakin lama semakin sedikit hanya beberapa unit usaha kecil menengah yang masih menggunakan produksi secara tradisional. Rumah tangga modern tidak lagi menggunakan kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga yang digantikan gas LPG yang relatif mudah didapat, cepat dan polusi udara yang sedikit.
            Pengrajin tahu di beberapa daerah masih menggunakan cara tradisional dalam pengolahannya, termasuk bahan bakar energinya. Tahu masih menjadi lauk favorit rakyat jelata, selain murah rasanya juga sesuai dengan selera rakyat Indonesia terutama sebagai lauk-pauk di pulau Jawa. Kadangkala melihat cara memproduksi tahu di desa yang sedikit bau, kotor, tidak memakai baju dan berkeringat, timbul perasaan miris dan negatif tetapi harga yang murah menjadikan tahu tetap idola bagi sebagian lidah rakyat Indonesia. Meskipun diminati produksi tahu masih terbatas dan dikerjakan dengan cara sederhana.
            Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Jawa Tengah merupakan daerah paling timur yang berbatasan dengan beberapa kabupaten seperti Surakarta, Karanganyar dan Sukoharjo. Ada beberapa pengrajin tahu di Desa Donohudan, Ngemplak yang merupakan usaha kecil yang perlu mendapatkan perhatian. Beberapa usaha kecil pengrajin tahu yang memulai usahanya secara turun – temurun namun masih bersifat marginal (terpinggirkan). Pengrajin tahu meliputi beberapa jenis usaha seperti : pengrajin jasa pengolahan kedelai menjadi bahan tahu, pengrajin tahu hanya menggoreng, pengrajin olahan tahu menjadi keripik tahu, pengrajin olah tahu lanjut menjadi berbagai produk tahu seperti tahu pong, kepel, tahu sayur cetak bintang, pedagang atau bakul mendistribusikan tahu di pasar tradisional.
            Kelangkaan kayu bakar membuat harganya naik dari biasanya, namun pengrajin tidak beralih ke sumber energi yang lain. Karena dirasa masih memenuhi kebutuhan ongkos produksi yang relatif murah. Diprediksi kayu bakar semakin lama akan mengalami kelangkaan. Oleh sebab itu usaha untuk melakukan efisiensi sangat dibutuhkan. Alternatif cara yang memungkinkan untuk dipilih adalah satu, mencari sumber energi bahan bahan alternatif. Kedua melakukan daur ulang terhadap hasil pembakaran kayu bakar untuk penghematan dan peningkatan nilai dari abu kayu bakar. Solusinya membuat bio arang atau briket dari materi atau limbah hasil pengolahan tahu.
            Briket banyak disosialisasikan kepada publik dari berbagai macam limbah. Limbah sampah organik yang dibakar, sekam padi, abu sisa pembakaran kayu bakar, dan grajen (limbah yang dihasilkan dari kayu). Bahan limbah yang diperkenalkan untuk dimanfaatkan sebagai briket adalah abu kayu dan ampas tahu. Pemanfaatan ampas tahu selama ini sebagai makanan ternak. Meskipun tak jarang ampas tahu dapat dikonsumsi manusia sebagai campuran makanan tradisional seperti pepes tahu, pepes ikan peda dst. Karena ampas tahu masih mengandung unsur yang penting bagi tubuh manusia. Setiap 100 gram ampas tahu mengandung energi 414 kkal. Yang terdiri dari jumlah kandungan protein = 26,6 gram, kandungan lemak = 18,3 gram, jumlah kandungan karbohidrat = 41,3 gram, kandungan kalsium = 19 mg, kandungan fosfor = 29 mg, kandungan zat besi = 4 mg, kandungan Vitamin A = 0 IU jumlah kandungan vitamin B1 = 0,2 mg. Faktanya jarang masyarakat mengkonsumsi ampas tahu karena tidak memenuhi selera lidah masyarakat. Sedangkan abu kayu belum dimanfaatkan.
            Sisa ampas tahu dan abu kayu masih dapat dimanfaatkan sebagai campuran pembuatan briket. Sehingga limbah tersebut dapat bernilai guna beberapa kali. Pemanfaatan limbah  pengrajin tahu sebagai briket dengan komposisi 1;1 meliputi bahan – bahan yang sering didapat disekitar pengarajin. Bahan-bahan tersebut adalah ampas tahu, sekam padi, grajen kayu, dan abu sisa pembakaran kayu bakar dari pembakaran. Semua bahan dicampur dan diberi tambahan perekat tepung kanji atau tapioka. Setelah semua bahan diaduk secara merata baru dicek sesuai selera. Bentuk dan ukuran tidak menjadi masalah. Biasanya dicetak seperti pelet ikan, atau menggunakan bumbung pring, atau hanya dikepal-kepal dengan tangan berbentuk bulatan. Setelah dicetak dikeringkan dibawah terik matahari. Hasil briket siap digunakan sebagai alternatif energi untuk menghemat kayu bakar.
            Hasil briket ampas tahu dan abu kayu sisa pembakaran berupa bara api yang panas dan mampu menggoreng tahu dengan merata dan relatif tahan lama. Bara api yang merah warnanya merupakan sumber energi baru. Sisa pembakaran briket yang berupa abu untuk keduakalinya masih dapat digunakan lagi sebagai pupuk tanaman karena masih mengandung nitrogen.
            Daur ulang abu kayu sisa pembakaran dan limbah ampas tahu dari pengrajin tahu merupakan salah satu ide yang sudah diuji kebermanfaatannya di SMAN 1 Ngemplak, Boyolali. Semoga hal yang sederhana ini dapat memberikan inspirasi bagi pengrajin tahu untuk dapat melakukan usaha penghematan energi karena semakin lama kayu bakar semakin sedikit dan sulit didapat di pasar. Alternatif yang lain untuk meningkatkan usaha pengrajin tahu adalah dengan melakukan usaha kreaktif menambah income melalui pengingkatan kualitas dan citra tahu. Tahu masuk supermarket sudah kita ketahui sejak lama namun bukan berasal dari pengrajin tahu melainkan dari usaha tahu modern. Oleh sebab itu pengrajin tahu membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya melalui produk kreaktif olahan lain yang meningkatkan citra tahu dan harga tahu. Melalui festival dan lomba kreasi tahu ide-ide kreaktif dapat ditumbuhkan dari pengrajin tahu dan kaum muda dapat ditawarkan kepada publik. Siapa tahu hal tersebut menjadikan pamor tahu meningkat. Sehingga secara ekonomis dapat dihargai lebih tinggi dibanding sekarang. Semoga usaha daur ulang melalui briket abu kayu dapat membantu pengrajin tahu menghemat bahan bakar. Mari kita sambut usah-usaha untuk mencari alternatif energi selain yang bersumber dari minyak bumi dan gas untuk menghindari global warming. Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

PESONA WADUK CENGKLIK DESA NGAGOREJO

Materi K 13 Kelas XII PERUBAHAN SOSIAL                     Ada istilah di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah sewaktu waktu o...